Jumat, 05 Juni 2015

[006] Al An'am Ayat 044



««•»»
Surah Al An'aam 44

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
««•»»
falammaa nasuu maa dzukkiruu bihi fatahnaa 'alayhim abwaaba kulli syay-in hattaa idzaa farihuu bimaa uutuu akhadznaahum baghtatan fa-idzaa hum mublisuuna
««•»»
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.
««•»»
So when they forgot what they had been admonished of, We opened for them the gates of all [good] things. When they rejoiced in what they were given, We seized them suddenly, whereat, behold, they were despondent.
««•»»

Manakala orang-orang yang sesat hatinya dan telah dipalingkan setan itu melupakan peringatan-peringatan dan ancaman-ancaman Allah dan keingkaran mereka bertambah, maka Allah swt menguji mereka dengan, mendatangkan kebaikan, menambah rezeki, menyehatkan jasmani mereka, menjaga keamanan diri mereka dan membukakan pintu-pintu kesenangan, sehingga mereka lupa bahwa nikmat yang mereka terima dan rasakan itu datang dari Allah tetapi adalah semata-mata karena hasil usaha mereka sendiri, karena itu mereka bertambah sombong dan takabur, tidak bersyukur kepada Allah, bahkan nikmat itu mereka jadikan sebagai alat untuk menambah kekuasaan dan kekasaran mereka.

Bila orang-orang yang ingkar itu telah bergembira dan bersenang hati dengan nikmat yang telah diberikan Allah itu dan beranggapan bahwa yang mereka peroleh itu benar-benar merupakan hak mereka, maka Allah swt menimpakan azab kepada mereka dengan tiba-tiba, sehingga mereka berduka cita dan putus asa dari rahmat Allah.

Bersabda Rasulullah saw:
إذا رأيت الله يعطي العبد من الدنيا على معاصية ما يحب فإنما هو استدراج
Apabila kamu melihat Allah memberikan kepada seseorang hamba kenikmatan dunia yang disukainya atas perbuatan maksiatnya. maka itu adalah suatu permulaan azab yang diberikan secara berangsur-angsur. (Kemudian Rasulullah membaca ayat ini).
(HR Ahmad Az Zuhri)

Dari ayat ini dipahami bahwa cobaan Allah kepada manusia itu ada yang berupa kesenangan dan penderitaan dan ada pula yang berupa kesenangan dan kemewahan. Orang yang beriman dan diberi cobaan kesengsaraan dan penderitaan biasanya mereka sabar dan tabah serta mendekatkan diri kepada Allah dan mohon pertolongan kepada-Nya. Bila mereka diberi cobaan kemewahan dan kesenangan, mereka bersyukur kepada Allah, ingat akan hak-hak orang fakir dan miskin yang ada di sekelilingnya dan menafkahkan sebagian dari harta mereka di jalan Allah. Mereka yakin bahwa kesenangan dan kemewahan yang sebenarnya dan yang kekal ialah di akhirat nanti.

Sebaliknya, bila orang-orang yang ingkar diberi cobaan kesengsaraan dan penderitaan, mereka putus asa dan bertambah ingkar kepada Allah. Bila mereka diberi kesenangan dan kemewahan, mereka mengatakan bahwa semua yang mereka dapat itu adalah mereka peroleh dari hasil usaha mereka sendiri, tanpa pertolongan seseorangpun.

Ayat ini mengisyaratkan bahwa manusia itu pada umumnya banyak yang tabah dan sabar bila diberi cobaan penderitaan dan kesengsaraan tetapi banyak yang lupa diri dan bertambah ingkar bila diberi cobaan kesenangan dan kemewahan.

Ayat ini merupakan peringatan dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman, bahwa segala macam yang didatangkan Allah swt. kepada mereka, baik berupa malapetaka dan penderitaan ataupun yang berupa kesenangan dan kemewahan, semua itu adalah cobaan bagi mereka, agar iman mereka bertambah kuat. Karena itu mereka harus tabah dan sabar menghadapinya.

Rasulullah saw. bersabda
عجبا لامر المؤمن إن أمره كله خير وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن إن أصابته سراء شكر فكان خير له وان أصابته ضراء صبر فكان خيرا له
Keadaan orang-orang yang beriman itu benar-benar aneh. Sesungguhnya semua keadaan yang menimpanya adalah baik baginya, tiadalah yang demikian itu terdapat pada seseorangpun. kecuali bagi orang-orang yang beriman. Jika kegembiraan menimpanya ia bersyukur, maka itu adalah baik baginya. Jika kesukaran menimpanya ia bersabar, maka yang demikian adalah baik baginya pula.
(HR Muslim dari Suhaib)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka tatkala mereka melupakan) mereka mengabaikan (peringatan yang telah diberikan kepada mereka) nasihat dan ancaman yang telah diberikan kepada mereka (melaluinya) yaitu dalam bentuk kesengsaraan dan penderitaan, mereka tetap tidak mau mengambil pelajaran dan nasihat darinya (Kami bukakan) dengan dibaca takhfif dan tasydid (kepada mereka semua pintu-pintu) yakni kesenangan-kesenangan sebagai istidraj untuk mereka (sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka) gembira yang diwarnai rasa sombong (Kami siksa mereka) dengan azab (dengan tiba-tiba) secara sekonyong-konyong (maka ketika itu mereka terdiam berputus-asa) mereka merasa berputus asa dari segala kebaikan.
««•»»
So, when they forgot, [when] they neglected, that whereof they were reminded, that with which they were admonished and threatened, in the way of misery and hardship; and they did not heed the admonition, We opened (read fatahnā or fattahnā) to them the gates of all things, in the way of graces, in order to draw them on by degrees, until, when they rejoiced in what they were given, a wanton rejoicing, We seized them suddenly, with chastisement, and lo! they were confounded, despairing of anything good.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 43]•[AYAT 45]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
44of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=44&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:44

Tidak ada komentar:

Posting Komentar