Minggu, 22 Maret 2015

[006] Al An'am Ayat 023

««•»»
Surah Al An'aam 23
ثُمَّ لَمْ تَكُنْ فِتْنَتُهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا وَاللَّهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِينَ
««•»»
tsumma lam takun fitnatuhum illaa an qaaluu waallaahi rabbinaa maa kunnaa musyrikiina
««•»»
Kemudian tiadalah fitnah {465} mereka, kecuali mengatakan: "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah",
{465} Yang dimaksud dengan fitnah di sini ialah jawaban yang berupa kedustaan.
««•»»
Then their only excuse will be to say, ‘By Allah, our Lord, we were not polytheists.’
««•»»

Kemudian Allah menerangkan dalam ayat ini bahwa sesudah mereka tidak dapat memberikan jawaban untuk mempertanggungjawabkan kemusyrikan mereka sewaktu di dunia, yakni anggapan mereka ada Tuhan lain di samping Allah, maka mereka lalu menjawab semata-mata untuk membersihkan diri dari perbuatan mereka itu. Mereka menyatakan dengan sumpah bahwa mereka bukanlah mempersekutukan Allah. Demikianlah akhir dari segala kekafiran dan kemusyrikan mereka.

Sewaktu di dunia mereka telah menganut agama nenek moyang mereka. Untuk sembahan-sembahan dan pujaan-pujaan itu, mereka rela mati terbunuh dalam peperangan. Tetapi pada akhirnya, mereka membersihkan diri dari kemusyrikan dan kekafiran itu. Seraya bersumpah, bahwa mereka mengingkari sembahan-sembahan mereka sendiri. Mereka mengira bahwa pernyataan mereka demikian itu ada manfaatnya bagi mereka, pada hal sebaliknya menambah dosa baru bagi mereka.

Tingkah laku dan perbuatan mereka adalah menjadi saksi atas kemusyrikan mereka. Kaki dan tangan mereka akan menceritakan semua dosa mereka. Oleh sebab itu, pada akhirnya mereka akan mengakui kekafiran mereka itu.

Firman Allah
رَبَّنَا هَؤُلَاءِ شُرَكَاؤُنَا الَّذِينَ كُنَّا نَدْعُوا مِنْ دُونِكَ
Ya Tuhan kami! Mereka inilah sekutu-sekutu kami yang dahulu kami sembah selain dari Engkau.
(Q.S An Nahl [16]:86)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Kemudian tiadalah) Takun dapat dibaca yakun (fitnah mereka) dapat dibaca fitnatuhum dan fitnatahum; artinya alasan mereka (kecuali mengatakan) selain ucapan mereka ("Demi Allah, Tuhan kami) dibaca dengan jar sebagai sifat, dan dibaca nashab sebagai seruan (kami bukanlah orang-orang yang musyrik terhadap Allah").
««•»»
Then their dissension (read accusative fitnatahum or nominative fitnatuhum) their apology, was (read lam takun or lam yakun) only to say, in other words, [was only] their saying, ‘By God, our Lord (read rabbinā as an adjective of [wa’Llāhi, ‘by God’], or rabbanā as a vocative) we were never idolaters’.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 22]•[AYAT 24]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
23of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=23&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar