Kamis, 30 April 2015

[006] Al An'am Ayat 036



««•»»
Surah Al An'aam 36

إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ الَّذِينَ يَسْمَعُونَ وَالْمَوْتَى يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
««•»»
innamaa yastajiibu alladziina yasma'uuna waalmawtaa yab'atsuhumu allaahu tsumma ilayhi yurja'uuna
««•»»
Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati (hatinya)  {471}, akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepadaNyalah mereka dikembalikan.
 {471} Maksudnya orang-orang yang kafir tidak mendengarkan dan tidak mematuhi seruan Allah.
««•»»
Only those who listen will respond [to you]. As for the dead, Allah will resurrect them, then they will be brought back to Him.
««•»»

Pada ayat ini Allah swt menerangkan bahwa dalam menghadapi seruan Nabi dan risalah yang disampaikannya itu, manusia terbagi dua, yaitu ada manusia yang hidup jiwanya dan ada manusia yang mati jiwanya.

Manusia yang hidup jiwanya ialah manusia yang menggunakan akal, pikiran, perasaan dan kehendak serta pilihan yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka. Dengan anugerah itu mereka melihat, memperhatikan dan menilai segala sesuatu yang dikemukakan kepada mereka. Yang baik mereka ambil, sedang yang buruk mereka buang. Karena itu hati dan pikiran mereka terbuka untuk menerima petunjuk Allah. Mereka ibarat tanah yang subur. Sedikit saja dituangi air, tanah itu akan menumbuhkan tanaman-tanaman subur.

Manusia yang mati jiwanya ialah manusia yang tidak mau menggunakan akal, pikiran, perasaan, pilihan dan mata hati yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka. Hati mereka telah dikunci mati oleh rasa dengki yang ada di dalamnya. Karena itu segala keterangan apapun yang dikemukakan Nabi kepada mereka tidak akan mereka dengar dan perhatikan. Seandainya mereka dapat melihat dan memperhatikan dalil-dalil dan bukti-bukti yang dikemukakan Rasul dan pikiran mereka menerimanya, namun semuanya itu akan ditolak dan tidak akan diterima karena rasa dengki yang telah ada itu. Mereka diibaratkan seperti tanah yang tandus, berapapun air dialirkan kepadanya, namun tanah itu tidak akan menumbuhkan sesuatu. Karena itu mustahil tanah itu akan dapat menumbuhkan tanaman-tanaman yang diharapkan.

Manusia macam yang kedua ini adalah orang-orang kafir yang kekafirannya amat mendalam, sehingga tidak ada lagi harapan bahwa mereka akan beriman dan mematuhi seruan Nabi. Maka Allah swt menganjurkan agar Muhammad saw tidak berhati pilu terhadap mereka, hanya serahkanlah keadaan mereka itu kepada Allah. Allah swt akan membangkitkan mereka nanti dari kuburnya di hari kiamat dan akan mengazab mereka sebagai balasan dari kekafiran mereka itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya yang mendengar) ajakanmu kepada keimanan (hanyalah orang-orang yang mematuhi ajakanmu) dengan pendengaran yang penuh pengertian dan penuh pertimbangan (dan orang-orang yang mati hatinya) yakni orang-orang kafir; Allah menyerupakan mereka dengan orang-orang yang mati oleh karena mereka semua sama-sama tidak bisa mendengar (akan dibangkitkan oleh Allah) di akhirat (kemudian kepada-Nyalah mereka dikembalikan) mereka akan dikembalikan kepada-Nya kemudian Allah membalas amal perbuatan mereka.
««•»»
Only those who hear, in such a way so as to understand and take heed, will answer, your call to faith; as for the dead, that is, the disbelievers — they are likened to them on account of their inability to hear — God will resurrect them, in the Hereafter, and then to Him they will be returned, and He will requite them for their deeds.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 35]•[AYAT 37]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
36of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=36&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:36

[006] Al An'am Ayat 035



««•»»
Surah Al An'aam 35
وَإِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكَ إِعْرَاضُهُمْ فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَبْتَغِيَ نَفَقًا فِي الْأَرْضِ أَوْ سُلَّمًا فِي السَّمَاءِ فَتَأْتِيَهُمْ بِآيَةٍ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَمَعَهُمْ عَلَى الْهُدَى فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْجَاهِلِينَ««•»»
wa-in kaana kabura 'alayka i'raaduhum fa-ini istatha'ta an tabtaghiya nafaqan fii al-ardhi aw sullaman fii alssamaa-i fata/tiyahum bi-aayatin walaw syaa-a allaahu lajama'ahum 'alaa alhudaa falaa takuunanna mina aljaahiliina
««•»»
Dan jika perpalingan mereka (darimu) terasa amat berat bagimu, maka jika kamu dapat membuat lobang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mu'jizat kepada mereka (maka buatlah) {470}. Kalau Allah menghendaki, tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang jahil.
{470} Maksudnya Ialah: janganlah kamu merasa keberatan atas sikap mereka itu berpaling daripada kami. kalau kamu merasa keberatan cobalah usahakan suatu mukjizat yang dapat memuaskan hati mereka, dan kamu tentu tidak akan sanggup.
««•»»
And should their aversion be hard on you, find, if you can, a tunnel into the ground, or a ladder into sky, that you may bring them a sign. Had Allah wished, He would have brought them together on guidance. So do not be one of the ignorant.
««•»»

Orang-orang musyrik Mekah pernah meminta kepada Nabi Muhammad saw agar didatangkan kepada mereka mukjizat dan mereka berjanji akan beriman jika permintaan mereka itu dipenuhi. Maka Allah swt menolak permintaan itu dengan menurunkan ayat ini.

Dalam ayat ini Allah swt menyatakan kepada Nabi Muhammad saw. jika Nabi merasa berat orang-orang musyrik berpaling dari agama Allah dan mereka memajukan permintaan-permintaan yang beraneka ragam agar mereka beriman, maka jika Muhammad ingin mengabulkan tuntutan mereka maka Allah menyuruhnya membuat lubang di bumi, lalu berjalan di dalamnya, atau membuat suatu tangga lalu naik ke langit untuk mendapatkan apa yang mereka minta itu, tentu saja nabi (Muhammad) tidak akan dapat melakukannya.

Sesungguhnya orang-orang musyrik itu sejak dahulu telah meminta seperti yang demikian itu tetapi mereka meminta hal-hal yang aneh-aneh itu hanyalah semata-mata disebabkan oleh keingkaran mereka bukan untuk mencari kebenaran dan karena permintaan itu tidak dipenuhi maka bertambahlah keingkaran mereka dari semula,

sebagaimana tersebut dalam firman Allah swt:
وَقَالُوا لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى تَفْجُرَ لَنَا مِنَ الْأَرْضِ يَنْبُوعًا
Dan mereka berkata, "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu, hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami.
(Q.S Al Isra' [17]:90)

Dan firman Allah swt.
أَوْ يَكُونَ لَكَ بَيْتٌ مِنْ زُخْرُفٍ أَوْ تَرْقَى فِي السَّمَاءِ وَلَنْ نُؤْمِنَ لِرُقِيِّكَ حَتَّى تُنَزِّلَ عَلَيْنَا كِتَابًا نَقْرَؤُهُ
Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas atau kamu naik ke langit dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu, hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca.
(Q.S Al Isra' [17]:93)

Dan Allah swt menegaskan, "Engkau hai Muhammad adalah manusia yang diangkat menjadi Rasul, karena itu engkau tidak dapat melakukan sesuatu yang melampaui batas kesanggupan manusia. Yang sanggup mendatangkan yang demikian itu hanyalah Allah, karena Allah yang menguasai segala sesuatu."

Jika Allah menghendaki mereka mendapat petunjuk, beriman dan mengakui apa yang engkau bawa atau menjadikan mereka seperti malaikat yang selalu tunduk dan patuh kepada Allah swt, atau menjadikan semua mereka menjadi orang yang baik, sama tingkatan dan kemampuan mereka, sama adat dan budi pekerti mereka, tentulah melakukan yang demikian itu amat mudah bagi Allah. Tetapi Allah berkehendak lain. Allah menganugerahkan kepada mereka akal, pikiran, kemauan dan perasaan, yang dengannya mereka dapat menimbang dan memilih mana yang baik, mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah dan sebagainya.

Allah mengatur alam ini dengan sunah-Nya. Segala sesuatu berjalan menurut sunah-Nya, tidak seorangpun sanggup merubah, menambah, mengurangi atau menukar sunah-Nya itu. Karena itu janganlah engkau hai Muhammad seperti orang yang tidak tahu tentang sunah-Nya itu, sehingga mencita-citakan sesuatu yang tidak sesuai dengan sunah Allah.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan jika makin bertambah besar) makin menjadi (berpalingnya mereka darimu) dari agama Islam padahal kamu masih berharap agar mereka beriman (maka jika kamu dapat membuat lubang) membuat terowongan (di bumi atau tangga) alat untuk naik (ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka) sesuai dengan apa yang mereka minta, maka lakukanlah. Artinya sesungguhnya kamu tidak akan kuat untuk melakukan hal itu oleh karena itu bersabarlah hingga datang kepada mereka keputusan Allah. (Dan kalau Allah menghendaki) memberikan hidayah kepada mereka (tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk) akan tetapi Ia tidak menghendaki demikian oleh karenanya mereka tidak mau beriman (janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-orang jahil) mengenai hal itu.
««•»»
And if their aversion, to Islam, is grievous, [too] great, for you, on account of your concern for them, then, if you can, seek out a hole, an underground passage, in the earth, or a ladder, a stairway, to heaven, that you may bring them a sign, from among those they have requested, then go ahead: the meaning is that you will not be able to do this, so be patient until God delivers His judgement — but had God willed, to guide them, He would have gathered them together in guidance, but He did not will this, and so they do not believe; so do not be among the ignorant, of this matter.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 34]•[AYAT 36]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
35of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=35&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:35

[006] Al An'am Ayat 034



««•»»
Surah Al An'aam 34

وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَى مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّى أَتَاهُمْ نَصْرُنَا وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ وَلَقَدْ جَاءَكَ مِنْ نَبَإِ الْمُرْسَلِينَ
««•»»
walaqad kudzdzibat rusulun min qablika fashabaruu 'alaa maa kudzdzibuu wauudzuu hattaa ataahum nashrunaa walaa mubaddila likalimaati allaahi walaqad jaa-aka min naba-i almursaliina
««•»»
Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu.
««•»»
Apostles were certainly denied before you, yet they patiently bore being denied and tormented until Our help came to them. Nothing can change the words of Allah, and there have certainly come to you some of the accounts of the apostles.
««•»»
Allah swt mengingatkan kepada Nabi Muhammad agar jangan bersedih hati dan berduka cita atas tindakan-tindakan orang-orang kafir itu, karena yang demikian itu adalah suatu yang biasa terjadi, para Nabi dan Rasul yang telah diutus Allah swt sebelumnya didustakan dan diingkari pula, bahkan disakiti dan pengikut-pengikut mereka dianiaya. Tetapi mereka tetap tabah dan sabar terhadap yang demikian itu.

Allah swt berfirman:
وَإِنْ يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَعَادٌ وَثَمُودُ
Dan jika mereka (orang-orang musyrik) mendustakan kamu, maka sesungguhnya telah mendustakan pula sebelum mereka kaum Nuh, Ad dan Samud.
(QS Al Hajj [15]:42)

Dan firman Allah swt:
وَإِنْ يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ
Dan jika mereka mendustakan kamu (sesudah kamu beri peringatan) maka sungguh telah didustakan pula Rasul-rasul sebelum kamu. Dan kepada Allah lah dikembalikan segala urusan.
(QS Faathir [35]:4)

Dari perkataan (sampai datang pertolongan Kami kepada mereka) dipahami bahwa para nabi dan rasul dahulu sangat tabah dan sabar menghadapi segala macam tindakan-tindakan kaumnya walaupun apa yang terjadi. Karena tindakan-tindakan itu, Allah menimpakan kepada mereka malapetaka yang besar, seperti sambaran petir, guncangan gempa yang dahsyat, serangan badai dan sebagainya. Allah swt. menyelamatkan para Nabi dan Rasul beserta kaumnya yang beriman dari azab yang besar itu dan menyelamatkan mereka dari tindakan kaumnya yang ingkar itu.

Ayat ini merupakan hiburan bagi Nabi Muhammad saw. dalam menghadapi tindakan-tindakan orang-orang musyrik Mekah karena sebagaimana nabi-nabi dan rasul-rasul dahulu diselamatkan Allah swt., pasti Dia menyelamatkan Nabi Muhammad dan kaum muslimin serta memenangkan agama Islam.

Hiburan ini dijelaskan lagi dengan tegas dalam firman Allah swt. yang lain.
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ
Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul yang telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.
(QS Al Ahqaaf [46]:35)

Dan firman Allah swt.
وَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلًا
Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.
(QS Al Muzammil []:10)

Allah swt juga menegaskan bahwa pertolongan dan janji Allah yang telah ditetapkan itu tidak akan berubah sedikitpun, baik ucapan janji itu sendiri maupun maksud dan isi dan janji itu.

Ayat ini juga mengisyaratkan kepada Nabi Muhammad saw bahwa kisah yang berhubungan dengan sikap dan tindakan orang-orang dahulu terhadap Nabi-nabi dan Rasul-rasul mereka serta ketabahan, kesabaran dan pertolongan Allah kepada para Nabi dan Rasul beserta pengikut-pengikut mereka telah, disampaikan Allah pula kepada Nabi Muhammad berupa ayat-aya( Alquran yang telah diturunkan. Hal ini sesuai pula dengan riwayat yang menerangkan bahwa surah Al An'am ini diturunkan sesudah surah-surah Asy Syu'ara, An Naml, Al Qasas, Hud, Al Hijr yang di dalam surah-surah itu diterangkan kisah-kisah para Nabi dan Rasul serta pengikut-pengikut mereka dalam menghadapi tindakan dan penganiayaan kaumnya.

Dengan ayat ini Allah swt menjanjikan pula pertolongan dan kemenangan kepada Rasulullah dan orang-orang yang beriman.

Dan ini ditegaskan oleh firman Allah swt.
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ
Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).
(Q.S Al Mu'min [40]:51)

Dalam firman Allah swt
لِيَجْزِيَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
Agar Allah swt memberi pahala kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang ingkar.
(QS Ar Ruum [30]:45)

Ayat-ayat di atas dan ayat-ayat yang sebelumnya menerangkan syarat-syarat datangnya pertolongan Allah swt kepada orang-orang yang beriman, yaitu:
  1. Beriman dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.
  2. Selalu menegakkan yang hak dan berlaku adil.
  3. Selalu tabah dan sabar dalam keadaan bagaimanapun dalam menghadapi cobaan-cobaan Allah swt.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan sungguh telah didustakan pula rasul-rasul sebelumnya) dalam ayat ini terkandung makna yang menghibur diri Nabi saw. (akan tetapi mereka sabar dalam menghadapi pendustaan dan penganiayaan yang dilakukan terhadap mereka sampai datang pertolongan Kami kepada mereka) untuk membinasakan kaumnya; maka bersabarlah kamu sehingga datang pertolongan-Ku yang akan membinasakan kaummu. (Tak ada seorang pun yang dapat merubah kalimat-kalimat Allah) janji-janji-Nya (Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebagian dari berita rasul-rasul itu) yang dapat menenangkan hatimu.
««•»»
Messengers indeed have been denied before you — herein is a consolation for the Prophet (s) — yet they endured patiently the denial and the persecution until Our victorious help came to them, through the destruction of their peoples, so be patient until the victorious help comes to you through the destruction of your people. There is none to change the words of God, His promises, and there has already come to you tidings of the messengers, [tidings] through which your heart can be at peace.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 33]•[AYAT 35]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
34of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=34&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:34

[006] Al An'am Ayat 033



««•»»
Surah Al An'aam 33

قَدْ نَعْلَمُ إِنَّهُ لَيَحْزُنُكَ الَّذِي يَقُولُونَ فَإِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ
««•»»
qad na'lamu innahu layahzunuka alladzii yaquuluuna fa-innahum laa yukadzdzibuunaka walaakinna alzhzhaalimiina bi-aayaati allaahi yajhaduuna
««•»»
Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah {469}.
{469} Dalam ayat ini Allah menghibur Nabi Muhammad s.a.w. dengan menyatakan bahwa orang-orang musyrikin yang mendustakan Nabi, pada hakekatnya adalah mendustakan Allah sendiri, karena Nabi itu diutus untuk menyampaikan ayat-ayat Allah.
««•»»
We certainly know that what they say grieves you. Yet it is not you that they deny, but it is Allah’s signs that the wrongdoers impugn.
««•»»

Allah swt menyatakan, Dia mengetahui bahwa perkataan-perkataan musyrik Mekah itu menyedihkan hati Nabi Muhammad saw. seperti mereka mengatakan, "Muhammad seorang pendusta, tukang sihir, seorang penyair, seorang tukang tenung dan sebagainya", serta mereka berusaha menjauhkan Muhammad dari kaumnya. Timbulnya kesedihan itu adalah wajar bagi Nabi, karena jiwa dan pikirannya yang bersih lagi suci itu tidak tega melihat kesesatan dan kemungkaran yang ada pada kaumnya, padahal ia selalu mengajak dan menyeru mereka kepada jalan yang benar.

Dengan ayat ini Allah swt melarang Nabi Muhammad saw bersedih hati dan berduka cita karena perbuatan-perbuatan dan tindakan-tindakan orang kafir itu.

Larangan ini dikuatkan Allah dengan firman-Nya yang lain:
وَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Janganlah kamu sedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
(QS Yunus [10]:65)

Dan firman Allah swt:
فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ
Maka janganlah jawaban mereka menyedihkan kamu Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.
(QS Yasin [36]:76)

Dan Allah swt melarang juga Nabi Muhammad bersedih hati karena mereka tidak beriman,

dalam firman Allah swt:
وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ
Bersabarlah (hai Muhammad); dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan".
(QS An Nahl [16]:127)
Dan firman Allah swt:
وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ
Dan janganlah kamu berduka cita terhadap mereka dan janganlah (dadamu) merasa sempit terhadap apa yang mereka tipudayakan.
(QS An Naml [27]:70)

Allah swt menyatakan bahwa sebenarnya orang-orang kafir Mekah itu percaya kepada Nabi Muhammad, bahkan mereka telah menyerahkan kepada Muhammad urusan menyelesaikan perselisihan yang sangat berbahaya seperti urusan meletakkan kembali batu hitam (Hajar Aswad) ke tempatnya pada Kakbah dan sebagainya.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari As Suddy, ia berkata, "telah bertemu Akhnas bin Syuraiq dengan Abu Jahal bin Hisyam, maka berkata Akhnas kepada Abu Jahal, "Hai Abul Hakam! Terangkanlah kepadaku tentang Muhammad, apakah ia seorang yang benar atau seorang pendusta. Sesungguhnya tidak ada orang yang lain di sini mendengar perkataanmu selain aku". Abu Jahal menjawab, "Demi Allah, sesungguhnya Muhammad adalah seorang yang benar, tidak pernah ia berdusta. Tetapi apabila Banu Qusay telah menguasai panji-panji, pelayanan air minum, urusan kunci Kakbah, urusan permusyawaratan (Nadwah) dan kenabian, maka apa lagi yang akan dimiliki orang-orang Quraisy yang lain". Maka Allah menurunkan ayat ini

Dari Abu Maisarah, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah saw lewat di hadapan Abu Jahal dan teman-temannya, mereka berkata, 'Hai Muhammad! Demi Allah, tidaklah kami mendustakan engkau dan sesungguhnya engkau menurut kami adalah orang yang benar tetapi kami mendustakan risalah yang engkau bawa'". Maka turunlah ayat ini.

Yang sebenarnya ialah orang-orang kafir itu tidak mempercayai kenabian Muhammad saw. Ayat-ayat Alquran yang diturunkan Allah, adanya hari kiamat, hari berbangkit serta semua yang dibawa dan disampaikan Muhammad.
Ar Razi dalam tafsirnya menerangkan empat macam bentuk keingkaran orang-orang kafir Mekah itu, yaitu:
  1. Hati mereka mengaku Muhammad sebagai seorang yang dapat dipercaya, tetapi mulut mereka mendustakannya, karena mereka mengingkari Alquran dan kenabian Muhammad saw.
  2. Mereka tidak mau menyatakan bahwa Muhammad seorang pendusta karena mereka mengetahui betul keadaan Muhammad yang sebenarnya yang tidak pernah berdusta. Menurut mereka Muhammad sendirilah yang mengkhayalkan di dalam pikirannya bahwa Allah telah mengangkatnya menjadi nabi dan rasul, lalu ia menyeru manusia.
  3. Mereka selalu mendustakan kenabian dan risalah, sekalipun telah dikemukakan mukjizat-mukjizat dan dalil-dalil yang kuat mereka tetap mendustakan ayat-ayat Allah.
  4. Mereka tidak mau percaya kepada mukjizat dan dalil-dalil itu, bahkan mereka mengatakan bahwa mukjizat itu adalah sihir belaka.
Dari susunan kalimat ayat ini dipahami bahwa Allah swt. meninggikan derajat Nabi Muhammad saw. Derajat itu tidak akan turun walaupun orang kafir Mekah mendustakan dan mengingkarinya. Ketinggian derajat itu dipahami dari firman Allah swt. yang menyebutkan perintah mengikuti Muhammad disebut sesudah perintah mengikuti Allah swt.

Allah swt. berfirman
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
Barang siapa yang menaati rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.
(QS An Nisa' [4]:80)

Dan firman Allah swt.
إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ
Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepadamu. sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah.....
(QS Al Fath [48]:10)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya) untuk penegasan (Kami mengetahui bahwasanya) perihal itu (apa yang mereka katakan itu membuat kamu bersedih hati) berupa kedustaan yang ditujukan kepadamu (karena mereka sebenarnya tidak mendustakan kamu) secara sembunyi-sembunyi oleh sebab pengetahuan mereka tentang dirimu yang dapat dipercaya itu. Dan di dalam suatu qiraat dibaca dengan takhfif atau ringan; artinya mereka tidak menuduhmu berbuat dusta (akan tetapi orang-orang yang zalim itu) azh-zhaalimiina diletakkan pada tempatnya dhamir (terhadap ayat-ayat Allah) Alquran (mereka ingkar) mereka mendustakannya.
««•»»
We know indeed (qad is a confirmative particle) that it grieves you that, matter, which they say, to you, in denial; yet it is not that they deny you, in secret, for they know that you are truthful (a variant reading [for lā yukadhdhibūnaka, ‘not [that] they deny you’] has lā yukdhibūnak, that is to say, ‘they do not associate you with mendacity’) but evildoers (al-zālimīn replaces the previous pronominalisation [‘they’]) knowingly reject, deny, the signs of God, the Qur’ān.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Imam Tirmizi dan Imam Hakim meriwayatkan melalui Ali, bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Nabi saw., "Sesungguhnya kami tidak mendustakanmu, akan tetapi kami hanya mendustakan apa yang engkau sampaikan." Kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Mereka sebenarnya tidak mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang lalim itu mengingkari ayat-ayat Allah."
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 32]•[AYAT 34]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
33of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=33&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:33

[006] Al An'am Ayat 032



««•»»
Surah Al An'aam 32

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
««•»»
wamaa alhayaatu alddunyaa illaa la'ibun walahwun walalddaaru al-aakhirati khayrun lilladziina yattaquuna afalaa ta'qiluuna
««•»»
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka {468}. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?
{468} Maksudnya: kesenangan-kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. janganlah orang terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat.
««•»»
The life of the world is nothing but play and diversion, and the abode of the Hereafter is surely better for those who are Godwary. Do you not apply reason?
««•»»

Dalam ayat ini Allah menegaskan gambaran kehidupan duniawi dan ukhrawi. Kehidupan dinia ini sesungguhnya tidaklah lain hanyalah permainan dan hiburan. Bagi mereka yang mengingkari hari berbangkit dan kiamat memang demikianlah mereka sangat mencintai hidup duniawi ini. Seperti anak-anak bermain-main mereka memperoleh kesenangan dan kepuasan sewaktu dalam permainan itu. Semakin pandai dia mempergunakan waktu bermain itu semakin banyak kesenangan dan kepuasan yang mereka peroleh. Sehabis bermain itu mereka tidak memperoleh apa-apa, atau seperti pengisap narkotik, dia mendapatkan hiburan-hiburan yang amat menyenangkan sewaktu dia tenggelam dalam kemabukan narkotik itu. Hilanglah segala gangguan-gangguan pikiran yang tidak menyenangkan, lenyaplah kelelahan dan kelesuan rokhaniah dan jasmaniah pada waktu ini. Tetapi sebentar kemudian, bila racun narkotik itu sudah tidak berdaya lagi, hiburan yang menyenangkan itupun lenyap dan dia menderita kelelahan lebih berat dari sebelum minum narkotik. Begitulah keadaan orang-orang yang ingkar terhadap hari berbangkit dan hidup sesudah mati itu. Mereka membatasi diri mereka dalam kesempatan pendek itu. Hidup bagi mereka adalah permainan dan hiburan.

Bagi orang-orang yang mukmin dan takwa tentulah mereka berpikir tidak seperti orang-orang yang ingkar itu. Tidaklah patut mereka membatasi diri pada garis kehidupan yang pendek. Apakah arti kesenangan dan kenikmatan yang hanya sebentar saja, untuk kemudian menderita dengan tidak memperoleh apa apa. Oleh karena itu orang-orang mukmin, hendaklah memilih garis kehidupan. yang lebih panjang yakni kehidupan ukhrawi, sebab itulah kehidupan yang paling baik dan untuk garis kehidupan yang panjang ini hendaklah dia mempersiapkan diri dengan amal kebaikan dan ketaatan kepada Allah swt.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan tiadalah kehidupan dunia ini) artinya kesibukannya (selain dari main-main dan senda-gurau) adapun mengenai amal taat dan hal-hal yang menjadi sarananya maka hal itu termasuk perkara-perkara akhirat. (Dan sungguh kampung akhirat itu) di dalam suatu qiraat yang dimaksud dengan kampung akhirat itu ialah surga (lebih baik bagi orang-orang yang takwa) yang takut berbuat kemusyrikan. (Maka tidakkah kamu memahaminya?) dengan memakai ya dan ta; hal itu kemudian mendorong kamu untuk beriman.
««•»»
The life of this world, that is, preoccupation with it, is nothing but a game and a diversion, while obedience and what is conducive to it are of the things of the Hereafter; surely the abode of the Hereafter (wa-la’l-dāru is also read wa-la-dāru’l-ākhirati), namely, Paradise, is better for those who fear idolatry. What, do they not understand? this, and so believe? (read a-fa-lā ya‘qilūna, ‘do they not understand’, or a-fa-lā ta‘qilūna, ‘do you not understand?’).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 31]•[AYAT 33]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
32of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=32&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:32

[006] Al An'am Ayat 031



««•»»
Surah Al An'aam 31

قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
««•»»
qad khasira alladziina kadzdzabuu biliqaa-i allaahi hattaa idzaa jaa-at-humu alssaa'atu baghtatan qaaluu yaa hasratanaa 'alaa maa farrathnaa fiihaa wahum yahmiluuna awzaarahum 'alaa zhuhuurihim alaa saa-a maa yaziruuna
««•»»
Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu !", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu.
««•»»
They are certainly losers who deny the encounter with Allah. When the Hour overtakes them suddenly, they will say, ‘Alas for us, for what we neglected in it!’ And they will bear their burdens on their backs. Look! Evil is what they bear!
««•»»

Dalam ayat ini Allah swt. menjelaskan tentang kerugian orang-orang kafir yang mengingkari keesaan Allah swt, kerasulan Muhammad saw. dan hari berbangkit. Mereka itu mendustakan akan pertemuan dengan Allah swt. Mereka tidak mendapat keuntungan seperti halnya orang-orang yang beriman. Keuntungan orang-orang yang beriman di dunia sebagai buah keuntungan misalnya, kepuasan batin, rida dan merasa bahagia dengan nikmat Allah dalam segala keadaan, mereka bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat, sabar dan tabah terhadap derita. Adapun keuntungan di akhirat sebagai buah dari imannya ialah seperti memperoleh rida Ilahi yang besar, mengalami kemudahan dalam hisab, kebahagiaan surga yang tak dapat digambarkan oleh manusia.

Orang-orang kafir yang mendustakan perjumpaan dengan Allah swt kehilangan segala keuntungan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang tidak percaya akan hari berbangkit, hidup bagi mereka terbatas dalam dunia ini saja. Oleh sebab itu hidup mereka selalu dikejar-kejar oleh keinginan-keinginan yang tak ada batasnya dan kepentingan-kepentingan mereka yang saling bertentangan. Mereka tidak pernah barang sesaat mengalami kepuasan batin, ketenteraman rohani dan rida Ilahi, bahkan mereka lebih dekat kepada setan yang membuat mereka lupa daratan. Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu sampai datang kepada mereka kiamat. Keadaan hari kiamat itu amat mendadak, tak seorangpun yang dapat mengetahui. Sewaktu ia datang, orang kafir menyatakan penyesalannya karena mereka membatasi hidup ini pada kehidupan di dunia saja sehingga mereka lalai mempersiapkan diri untuk hari kiamat. Dalam pada itu mereka memikul beban yang berat yakni dosa dan kesalahan mereka di atas pundak mereka dan mereka akan menerima hukuman atas dosa ke
salahan itu. Beban yang berat yang mereka pikul pada hari kiamat ini benar-benar merupakan beban yang amat buruk.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah) mendustakan adanya hari kebangkitan (sehingga) sebagai tanda keterlaluan mereka dalam mendustakan (apabila kiamat datang kepada mereka) yaitu hari kiamat (dengan tiba-tiba) secara mendadak (mereka berkata, "Alangkah besarnya penyesalan kami) sebagai ungkapan rasa derita yang sangat keras; dan pemakaian huruf nida atau panggilan di sini hanyalah majaz atau kiasan yang artinya sekarang saatnya telah tiba maka datanglah (terhadap kelalaian kami) kealpaan kami (tentang kiamat itu.") sewaktu di dunia (sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya) dosa-dosa itu mendatangi mereka dalam bentuk yang paling buruk dan paling berbau kemudian dosa-dosa itu menaiki mereka. (Ingatlah, amatlah buruk) sangat jeleklah (apa yang mereka pikul itu) beban yang mereka pikul itu.
««•»»
They indeed are losers who deny the encounter with God, through resurrection, until (hattā is purposive to expose the [extent of their] mendacity) when the Hour, the Resurrection, comes upon them suddenly, they shall say, ‘Alas for us (yā hasratanā, ‘O grief of ours’, expresses extreme suffering, the [vocative] call to which is figurative, meaning ‘Now is the time for you [O grief], so come forth!’) that we neglected it!’, the worldly life. On their backs they shall be bearing their burdens, so that these come to them at the Resurrection in the vilest of forms and with the most putrid of smells, and they ride them. Ah, evil is that, burden of theirs, which they bear!
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 30]•[AYAT 32]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
31of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=31&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:31

Senin, 13 April 2015

[006] Al An'am Ayat 030



««•»»
Surah Al An'aam 30

وَلَوْ تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى رَبِّهِمْ قَالَ أَلَيْسَ هَذَا بِالْحَقِّ قَالُوا بَلَى وَرَبِّنَا قَالَ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ
««•»»
walaw taraa idz wuqifuu 'alaa rabbihim qaala alaysa haadzaa bialhaqqi qaaluu balaa warabbinaa qaala fadzuuquu al'adzaaba bimaa kuntum takfuruuna
««•»»
Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah: "Bukankah (kebangkitan ini benar?" Mereka menjawab: "Sungguh benar, demi Tuhan kami". Berfirman Allah: "Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari(nya)".
««•»»
Were you to see when they are stationed before their Lord. He will say, ‘Is this not a fact?’ They will say, ‘Yes, by our Lord!’ He will say, ‘So taste the punishment because of what you used to disbelieve.’
««•»»

Sesudah Allah swt. menjelaskan keingkaran orang-orang kafir itu tentang hari kiamat sewaktu hidup di dunia, maka dalam ayat ini Allah menerangkan perihal mereka di akhirat saat terungkapnya kekeliruan pandangan mereka. Dalam suasana yang sangat menggugah perasaan yaitu sewaktu orang-orang kafir itu diperintahkan berdiri di tempat yang sudah ditentukan di depan pengadilan Allah swt. Allah swt. bertanya kepada mereka, "Bukankah ini benar".

Bukankah hari kiamat yang mereka sedang alami saat ini, yang dulu mereka ragu-ragukan bahkan mereka perolok-olokkan merupakan suatu kenyataan? Tidak merupakan berita kosong seperti yang mereka katakan. Dalam menghadapi pertanyaan Allah swt ini, mereka tidak dapat memanggil sekutu-sekutu yang mereka tuhankan, tidak pula mereka dapat tolong menolong satu sama lain, maka pada akhirnya mereka menjawab pertanyaan Allah swt itu, "Sungguh benar, demi Tuhan kami". Mereka tidak dapat lagi mengingkari kenyataan adanya hari bangkit itu dan mereka memperkuat pengakuan mereka atas kebenaran itu dengan mempergunakan kata sumpah "demi Tuhan". Mereka mengakui bahwa selama ini sesat dan kafir.

Sesuai dengan pengakuan itu, semestinyalah dirasakan kepada mereka azab hari kiamat yang semasa di dunia selalu mereka dustakan. Kekafiran yang mereka tonjolkan dan andalkan itu adalah penyebab dari semua derita yang mereka alami.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan) mereka diajukan (kepada Tuhan mereka) tentulah kamu akan melihat peristiwa yang besar. (Allah berfirman) kepada mereka melalui lisan malaikat-malaikat-Nya sebagai cemoohan. ("Bukankah hal ini) yakni kebangkitan dan hari pembalasan ini (benar?" Mereka menjawab, "Sungguh benar, demi Tuhan kami") sungguh hal itu adalah benar belaka (Berfirman Allah, "Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari")nya sewaktu hidup di dunia.
««•»»
If you could see when they are made to stand, [when they are] presented, before their Lord, you would certainly see an awesome thing! He will say, to them, by the tongue of the angels, in rebuke: ‘Is this, resurrection and reckoning, not the truth?’ They will say, ‘Yes indeed, by our Lord’, it is the truth! He will say, ‘Then taste the chastisement because you disbelieved’, during life on earth.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 29]•[AYAT 31]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
30of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
 http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=30&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:30

[006] Al An'am Ayat 029

««•»»
Surah Al An'aam 29

وَقَالُوا إِنْ هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ
««•»»
waqaaluu in hiya illaa hayaatunaa alddunyaa wamaa nahnu bimab'uutsiina
««•»»
Dan tentu mereka akan mengatakan (pula): "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali-sekali tidak akan dibangkitkan".  467
««•»»
They say, ‘There is nothing but our life of this world, and we shall not be resurrected.’
««•»»

Dan juga jika kembali ke dunia mereka akan mengatakan bahwa sesungguhnya tiada kehidupan lain kecuali kehidupan yang dialami dalam dunia ini. Menurut paham orang kafir hidup ini terbatas pada kehidupan duniawi semata-mata. Mereka mengingkari adanya hari kebangkitan, hari pembalasan atau pertolongan. Demikian pula tak ada pahala ataupun azab di akhirat. Oleh sebab itu mereka berbuat dalam dunia ini berdasarkan keinginan-keinginan dan kepentingan-kepentingan mereka masing-masing.

Firman Allah swt.
وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ
Dan mereka berkata, "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa." Dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.
(QS Al Jasiyah [45]:24)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan tentu mereka akan mengatakan) orang-orang yang ingkar terhadap hari berbangkit ("Tiada lain) tidak lain (ia) dimaksud kehidupan (kecuali hanya kehidupan dunia saja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan.")
««•»»
And they, those who deny the Resurrection, say, ‘There is no other, life, than our present life; we shall not be resurrected’.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 28]•[AYAT 30]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
29of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=29&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:29

[006] Al An'am Ayat 028

««•»»
Surah Al An'aam 28

بَلْ بَدَا لَهُمْ مَا كَانُوا يُخْفُونَ مِنْ قَبْلُ وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
««•»»
bal badaa lahum maa kaanuu yukhfuuna min qablu walaw rudduu la'aaduu limaa nuhuu 'anhu wa-innahum lakaadzibuuna
««•»»
Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya {466}. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka.
{466} Maksudnya: mereka sebenarnya tidak bercita-cita ingin dikembalikan ke dunia untuk beriman kepada Allah, tetapi Perkataan itu semata-mata diucapkan karena melihat kedahsyatan neraka.
««•»»
Rather, now has become evident to them what they used to hide before. But were they to be sent back they would revert to what they were forbidden, and they are indeed liars.
««•»»

Allah dalam ayat ini menegaskan bahwa bukanlah benar keinginan mereka hendak kembali ke dunia untuk menjadi orang yang beriman bahkan karena ada suatu hal yang lain, yaitu sesudah nampak bagi mereka akibat yang buruk dari kekafiran dan kemusyrikan dan melihat azab neraka yang akan menimpa mereka, maka mereka merasa takut yang amat sangat dan mereka ingin bebas dari siksaan itu dengan dikembalikan ke dunia. Pada hari kiamat itu tidak ada sesuatu yang dapat disembunyikan.

Segala kenyataan akan terbuka anggota badan manusia menjadi saksi atas segala sesuatunya yang buruk dan yang baik. Bagaimana sesuatu dapat tersembunyi di hadapan Yang Maha Mengetahui lahir dan batin?.

Firman Allah swt:
يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ
Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhan-mu) tiada sesuatupun dari keadaanmu tersembunyi (bagi Allah).
(Q.S Al Haqah: 18)

Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia seperti yang mereka inginkan, niscaya mereka kembali seperti semula, yakni kembali kepada syirik, kemungkaran, tipu muslihat, kemaksiatan dan segala yang terlarang, karena kejahatan itu sudah mendarah daging pada diri mereka dan disebabkan kelemahan mereka untuk menerima suatu yang baik. Menyatakan keinginan mereka akan menjadi orang beriman dan tidak akan mendustakan ayat-ayat Allah swt adalah dusta belaka, karena pernyataan itu lahir sebab ketakutan akan siksa neraka dan sifat mereka tidak akan berubah. Jika kembali ke dunia, mereka kembali sombong, membanggakan dan melakukan maksiat.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Allah berfirman (Tetapi) sebagai sanggahan terhadap kemauan mereka untuk beriman; pengertian ini dipahami dari makna tamanniy tadi (telah nyata) telah jelas (bagi mereka apa yang dahulu mereka menyembunyikannya) apa yang tersimpan dalam hati mereka yang dahulu mereka mengatakan, bahwa demi Allah, Tuhan kami, kami bukanlah orang-orang musyrik terhadap Allah. Hal itu terungkapkan berkat kesaksian anggota-anggota tubuh mereka, sehingga mereka mengharapkan (Sekiranya mereka dikembalikan) ke dunia secara perkiraan (tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya) yaitu perbuatan syirik (dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka) dalam janji mereka yang menyatakan sedia untuk beriman.
««•»»
God, exalted be He, says: Nay — [here used] in order to reject the desire to believe implied by the optative [exclamation] — that which they used to conceal, to hide, before, by their saying, By God, our Lord, we were never idolaters! [Q. 6:23]) has now become evident to them, as their limbs have borne witness [against them], and so they [now] wish for that [mentioned in the previous verse]; and even if, hypothetically, they were returned, to the world, they would return to that which they are forbidden, of idolatry; they are truly liars, when they promise that they would believe [if they were to be returned].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 27]•[AYAT 29]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
28of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=28&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:28

[006] Al An'am Ayat 027

««•»»
Surah Al An'aam 27
وَلَوْ تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
««•»»
walaw taraa idz wuqifuu 'alaa alnnaari faqaaluu yaa laytanaa nuraddu walaa nukadzdziba bi-aayaati rabbinaa wanakuuna mina almu/miniina
««•»»
Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan).
««•»»
Were you to see when they are brought to a halt by the Fire, whereupon they will say, ‘If only we were sent back [into the world]! Then we will not deny the signs of our Lord, and we will be among the faithful!’
««•»»

Sesudah Allah me nyatakan akan kehancuran mereka, maka dalam ayat ini Allah menerangkan keadaan mereka di hari akhir nanti yang tentu akan disaksikan oleh umat manusia. Sewaktu mereka dihadapkan ke muka api neraka dan menyadari azab yang akan mereka derita, timbullah dalam diri mereka n atas kekafiran dan kelancangan mereka terhadap Allah dan Rasul di dunia.

Maka pada saat yang sangat mengerikan dan dahsyat itu mereka mengajukan permohonan mereka kepada Allah, "Kiranya Dia berkenan mengembalikan ke dunia untuk bertobat dan beramal saleh serta beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tidak lagi mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka berjanji akan menjadi orang mukmin".

Keinginan mereka kembali ke dunia ini menunjukkan kejahilan mereka karena hal itu suatu hal yang mustahil. Orang-orang musyrikin itu di hadapan api neraka meratapi nasib mereka akibat dari perbuatan mereka di dunia yang menjadi penganut agama berhala dan menyetujui saja apa yang dikatakan oleh pemimpin-pemimpin mereka. Tetapi ratapan itu tidak ada gunanya,

Firman Allah swt:
وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ
Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti, "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia) pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami" Demikianlah Allah akan memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.
(Q.S Al Baqarah [2]:167)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan jika kamu melihat) hai Muhammad (ketika mereka dihadapkan) dikemukakan (ke neraka lalu mereka berkata, "Hai kiranya) ungkapan penyesalan (kami dikembalikan) ke dunia (dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami serta menjadi orang-orang yang beriman.") kalau dibaca rafa` kedua fi`ilnya menjadi jumlah istinaf atau kalimat permulaan, jika dibaca nashab keduanya menjadi jawab dari tamanniy, demikian pula bila dibaca rafa` fi`ilnya yang pertama serta dibaca nashab fi`ilnya yang kedua. Sedang jawab dari lau/seandainya ialah: tentu kamu melihat suatu peristiwa yang besar.
««•»»
If you, O Muhammad (s), could see when they are made to stand, [when] they are exposed, before the Fire, and they say, ‘Oh (yā is for exclamation) would that we might be returned, to the world; then we would not deny the signs of our Lord, but we would be among the believers!’ (read nukadhdhibu and nakūnu as a new [independent] sentence; or read nukadhdhiba and nakūna as the [subjunctive] response to the optative [clause]; or read nukadhdhibu and nakūna). The response to the clause ‘if [you could see]’ would be ‘you would be seeing a terrible thing indeed’.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 26]•[AYAT 28]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
27of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=27&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:27

[006] Al An'am Ayat 026

««•»»
Surah Al An'aam 26

وَهُمْ يَنْهَوْنَ عَنْهُ وَيَنْأَوْنَ عَنْهُ وَإِنْ يُهْلِكُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
««•»»
wahum yanhawna 'anhu wayan-awna 'anhu wa-in yuhlikuuna illaa anfusahum wamaa yasy'uruuna
««•»»
Dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Quraan dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari.
««•»»
They dissuade [others] from [following] him, and [themselves] avoid him; yet they destroy no one except themselves, but they are not aware.
««•»»

Dalam ayat ini Allah swt menjelaskan lagi bahwa mereka tidaklah berhenti mendustakan ayat-ayat Alquran itu dan memandangnya sebagai sihir, bahkan mereka mencegah orang lain mendengarkan serta menghasutnya, agar orang-orang itu tidak tertarik kepada Alquran yang indah bahasanya dan maknanya yang padat melebihi bahasa penyair-penyair mereka, sehingga pemimpin musyrikin itu merasa khawatir terhadap pengaruh gaya bahasa Alquran itu kepada pendengarnya. Mereka menyadari bahwa kesempatan untuk memperhatikan ayat Alquran itu berarti kesempatan untuk menanggapi mukjizatnya, karena itulah mereka menghalangi orang lain.

Di samping mencegah orang lain, mereka sendiri menjauhkan diri dan Alquran itu untuk menunjukkan bahwa mereka sangat menentangnya dan untuk menguatkan larangan mereka.

Meskipun orang-orang musyrikin itu telah berdaya upaya dengan pelbagai cara untuk memadamkan cahaya Islam, namun tidak akan memberikan faedah sedikitpun. Bahkan Allah menyatakan pada akhir ayat ini bahwasanya tindakan mereka itu bukanlah menghancurkan Islam tetapi menghancurkan mereka sendiri tanpa mereka sadari. Peringatan akan kehancuran mereka ini beberapa tahun kemudian terbukti kebenciannya dalam pelbagai peperangan dan kemenangan di pihak Rasulullah saw.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Mereka melarang) orang-orang lain (darinya) dari mengikut kepada Nabi Muhammad saw. (dan mereka sendiri menjauh) makin menjauh (darinya) mereka semakin tidak beriman kepadanya. Menurut suatu riwayat ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Thalib; ia melarang orang-orang mengganggu Nabi saw. akan tetapi ia sendiri tidak mau beriman kepadanya (dan tidaklah) tiada lain (mereka itu membinasakan) oleh sebab menjauh dari Nabi saw. (kecuali diri mereka sendiri) karena bahaya mereka sendirilah yang menanggungnya (sedangkan mereka tidak menyadari) akibat perbuatannya itu.

««•»»
And, to people, they forbid it, the following of the Prophet (s), and keep away from it, and so they do not believe in him: it is said that this was revealed regarding Abū Tālib, who used to forbid [people from] hurting him, but did not [himself] believe in him; and it is only themselves they destroy, when they keep away from him, because the harm thereof will befall them, but they do not perceive, this.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Diriwayatkan oleh al-Hakim dan lain-lain, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa turunnya ayat ini (al-An’am: 26) berkenaan dengan Abu Thalib yang melarang kaum musyrikin menyakiti Nabi saw., padahal dia sendiri menjauhkan diri dari ajaran Nabi. Ayat ini (al-An’am: 26) menegaskan bahwa perbuatan seperti itu hanya akan mencelakakan diri sendiri tanpa disadari.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Sa’id bin Abi Hilal bahwa ayat ini (al-An’am: 26 turun berkenaan dengan paman-paman Nabi saw. yang berjumlah sepuluh orang. Secara terang-terangan mereka sangat dekat kepada Nabi, tapi secara diam-diam mereka merupakan perintang utamanya. Ayat tersebut menegaskan bahwa perbuatan seperti itu hanya akan mencelakakan diri sendiri tanpa disadari.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 25]•[AYAT 27]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
26of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian 
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=26&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:26