Jumat, 13 Februari 2015

[006] Al An'am Ayat 008

««•»»
Surah Al An'aam 8

وَقَالُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ مَلَكٌ وَلَوْ أَنْزَلْنَا مَلَكًا لَقُضِيَ الْأَمْرُ ثُمَّ لَا يُنْظَرُونَ
««•»»
waqaaluu lawlaa unzila 'alayhi malakun walaw anzalnaa malakan laqudhiya al-amru tsumma laa yunzharuuna
««•»»
Dan mereka berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) malaikat {459}?" dan kalau Kami turunkan (kepadanya) malaikat, tentulah selesai urusan itu {460}, kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikitpun).
{459} Maksudnya: untuk menerangkan bahwa Muhammad s.a.w. itu seorang Nabi.
{460} Maksudnya: kalau diturunkan kepada mereka malaikat, sedang mereka tidak juga beriman, tentulah mereka akan diazab Allah seketika, sehingga mereka binasa semuanya.
««•»»
And they say, ‘Why has not an angel been sent down to him?’ Were We to send down an angel, the matter would surely be decided, and then they would not be granted any respite.
««•»»

Kemudian Allah menerangkan lagi dalam ayat ini pikiran orang kafir Mekah tentang kerasulan. Mereka berpendapat semestinya ada seorang malaikat mendampingi Muhammad saw. yang turut memberi peringatan bersama dia dan memperkuat kerasulan beliau atau sama sekali Allah menurunkan Malaikat sebagai Rasul, bahkan mereka menghendaki dapat melihat Tuhan.

Di kalangan bangsa Arab terdapat kepercayaan tentang adanya hubungan antara Allah dengan makhluk-Nya. Menurut mereka, yang patut menjadi penghubung (Rasul) ini haruslah makhluk rohani (malaikat). Manusia, meskipun dia memiliki kesempurnaan rohani yang tinggi, seperti akal, akhlak dan adab yang mulia, namun tidak mungkin dia menjadi Rasul disebabkan dia masih bergaul dengan manusia dan terikat kepada kebutuhan jasmani, seperti makan minum dan berusaha. Aliran Kepercayaan seperti ini, bukanlah baru ada pada zaman Nabi Muhammad saw. bahkan sejak zaman Nabi Hud a.s.

Kaum musyrikin Mekah mempunyai dua pandangan mengenai kedudukan malaikat dalam kerasulan. Pandangan pertama ialah malaikat itu sendiri yang menjadi Rasul. Pandangan kedua ialah malaikat itu menyertai Nabi dan menjelaskan langsung kepada mereka bahwa Muhammad itu adalah Nabi. Pandangan mereka yang kedua ini, jika sekiranya tidak dikaitkan dengan kehadiran malaikat secara langsung di hadapan mereka, tidaklah menjadi perselisihan, sebab Nabi Muhammad saw. sudah menerangkan kepada mereka, bahwa beliau selalu didatangi malaikat. Tetapi mereka memandang diri mereka sederajat dengan Nabi saw. dalam sifat-sifat kemanusiaan. Oleh karena itu mereka berpendapat sanggup pula berhadapan dengan malaikat dan menerima pelajaran langsung dari malaikat. Di sinilah letak kekeliruan yang besar dari orang-orang kafir terhadap wahyu. Karena anggapan yang berlebihan terhadap diri sendiri, mereka menolak segala sesuatu yang tidak diperoleh mereka dengan langsung.

Terhadap pandangan mereka yang kedua, Allah menjelaskan dalam ayat ini hawa kalau Allah menghadirkan malaikat di hadapan mereka menurut wujud bentuknya yang asli, tentulah selesai urusan itu dengan kehancuran mereka dan mereka tidak akan diberi kesempatan lagi untuk menyatakan iman, bahkan azab segera akan menimpa mereka. Kehancuran mereka dapat disebabkan kedahsyatan rupa dari malaikat itu di saat malaikat itu menampakkan diri kepada mereka atau dapat pula mereka dimusnahkan oleh malaikat karena mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah swt.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan mereka berkata, "Mengapa tidak) kenapa tidak (diturunkan kepadanya) kepada Nabi Muhammad saw. (seorang malaikat?") yang membenarkannya (dan kalau Kami turunkan kepadanya seorang malaikat) sebagaimana yang telah mereka minta, niscaya mereka tidak akan beriman (tentu selesailah urusan itu) dengan binasanya mereka (kemudian mereka tidak ditangguhkan) tidak diberi kesempatan untuk bertobat atau minta ampunan, seperti yang telah dilakukan oleh Allah terhadap orang-orang sebelum mereka, yaitu di kala permintaan mereka dikabulkan, kemudian mereka tidak juga mau beriman.
««•»»
And they say, ‘Why has an angel not been sent down to him?’, to Muhammad (s), to confirm his truthfulness; yet had We sent down an angel, as they have requested and if they then did not believe, the matter, that they be destroyed, would have been decreed, and then they would not be given any respite, they would [not] be given any extra time for repentance or an excuse, as is God’s custom [in dealing] with those before them, destroying them when they disbelieve after their request is granted.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 7]•[AYAT 9]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
8of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar