Jumat, 05 Juni 2015

[006] Al An'am Ayat 048



««•»»
Surah Al An'aam 48

وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ فَمَنْ آمَنَ وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
««•»»
wamaa nursilu almursaliina illaa mubasysyiriina wamundziriina faman aamana wa-ashlaha falaa khawfun 'alayhim walaa hum yahzanuuna
««•»»
Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan {474}, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.
{474} Mengadakan perbaikan berarti melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik untuk menghilangkan akibat-akibat yang jelek dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
««•»»
We do not send the apostles except as bearers of good news and warners. As for those who are faithful and righteous, they will have no fear, nor will they grieve.
««•»»

Tujuan Allah mengutus para rasul itu tidak lain hanyalah untuk menyampaikan berita gembira, memberi peringatan, menyampaikan ajaran-ajaran Allah yang akan menjadi pedoman hidup bagi manusia agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat serta memperingatkan manusia agar jangan sekali-kali mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun dan jangan membuat kerusakan di muka bumi.

Barang siapa yang membenarkan dan mengikuti para rasul yang diutus kepadanya, mengerjakan amal yang saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap diri mereka akan ditimpa azab di dunia, seperti yang pernah ditimpakan kepada orang-orang yang mendustakan rasul dahulu dan mengingkari Allah, demikian pula terhadap azab akhirat yang dijanjikan untuk orang-orang kafir. Dan mereka tidak akan sedih dan putus asa di waktu menemui Allah terhadap sesuatu yang telah luput dari mereka, karena mereka yakin seyakin-yakinnya bahwa semua yang datang itu adalah dari Allah, mereka yakin bahwa Allah selalu menjaga, memelihara dan menolong mereka.

Allah swt. berfirman
لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الْأَكْبَرُ وَتَتَلَقَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ هَذَا يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Mereka tidak akan disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat) dan mereka disambut oleh para malaikat (malaikat berkata), "Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu".
(QS Al Anbiyaa [21]:103)

Orang-orang yang mengikuti rasul dan mengerjakan amal yang saleh, tidak akan bersedih hati bila ditimpa musibah, seperti meninggalnya anak atau salah satu anggota keluarganya, musnahnya sebagian atau seluruh hartanya atau mereka ditimpa penyakit dan sebagainya, mereka akan tabah dan sabar menghadapinya, apa saja yang terjadi tidak akan mempengaruhi iman, amal, akhlak dan moral mereka. Sebaliknya orang-orang yang kafir akan putus asa dan bersedih hati karena sesuatu cobaan yang kecil saja dari Allah.

Allah swt. berfirman
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ(22)لِكَيْ لَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا ءَاتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis di dalam kitab (lohmahfuz) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.
(QS Al Hadid [57]:22 dan 23)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira) tentang surga terhadap orang yang beriman (dan memberi peringatan) kepada orang yang kafir dengan adanya siksaan neraka. (Siapa yang beriman) kepada rasul-rasul itu (dan mengadakan perbaikan) terhadap amal perbuatannya (maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati) di akhirat kelak.
««•»»
We do not send messengers, except as bearers of good tidings, to those who believe, [good tidings] of Paradise, and as warners, to those who disbelieve, [warning] of the Fire. Whoever believes, in them, and makes amends, in his deeds, no fear shall befall them, neither shall they grieve, in the Hereafter.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 47]•[AYAT 49]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
48of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=48&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:48

[006] Al An'am Ayat 047



««•»»
Surah Al An'aam 47

قُلْ أَرَأَيْتَكُمْ إِنْ أَتَاكُمْ عَذَابُ اللَّهِ بَغْتَةً أَوْ جَهْرَةً هَلْ يُهْلَكُ إِلَّا الْقَوْمُ الظَّالِمُونَ
««•»»
qul ara-aytakum in ataakum 'adzaabu allaahi baghtatan aw jahratan hal yuhlaku illaa alqawmu alzhzhaalimuuna
««•»»
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong, atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan (Allah) selain dari orang yang zalim?"
««•»»
Say, ‘Tell me, should Allah’s punishment overtake you suddenly or visibly, will anyone be destroyed except the wrongdoing lot?’
««•»»

Kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan mengingkari seruan rasul-rasul yang diutus kepada mereka, didatangkan azab adakalanya dengan sekonyong-konyong ada kalanya dengan tanda-tanda yang datang sebelum azab itu, ada kalanya dapat dilihat langsung dengan mata dan ada kalanya tidak dapat dilihat langsung, ada kalanya datang di waktu siang hari dan ada kalanya datang di malam hari.

Maka hendaklah orang-orang musyrik ingat bahwa yang ditimpa azab itu hanyalah orang-orang zalim dan orang-orang yang mengingkari seruan rasul, sedang orang-orang yang mengikuti seruan rasul dilindungi dan diselamatkan Allah dari azab itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Katakanlah,) kepada mereka ("Terangkanlah kepadaku, jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong atau terang-terangan) siang hari maupun malam hari (maka adakah yang dibinasakan Allah selain dari orang-orang yang lalim?") yakni orang-orang kafir. Atau dengan kata lain: tidak ada yang dibinasakan-Nya kecuali hanya mereka.
««•»»
Say, to them: ‘Have you considered for yourselves, if God’s chastisement were to come upon you, suddenly or openly?, at night or during the day; Would any be destroyed, except the evildoing, the unbelieving, folk?’ That is to say, none but these will be destroyed.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 46]•[AYAT 48]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
47of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=47&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:47

[006] Al An'am Ayat 046



««•»»
Surah Al An'aam 46

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخَذَ اللَّهُ سَمْعَكُمْ وَأَبْصَارَكُمْ وَخَتَمَ عَلَى قُلُوبِكُمْ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِهِ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ ثُمَّ هُمْ يَصْدِفُونَ
««•»»
qul ara-aytum in akhadza allaahu sam'akum wa-abshaarakum wakhatama 'alaa quluubikum man ilaahun ghayru allaahi ya/tiikum bihi unzhur kayfa nusharrifu al-aayaati tsumma hum yashdifuuna
««•»»
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?" Perhatikanlah bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga).
««•»»
Say, ‘Tell me, should Allah take away your hearing and your sight and set a seal on your hearts, which god other than Allah can bring it [back] to you?’ Look, how We paraphrase the signs variously; nevertheless they turn away.
««•»»

Allah swt memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar menyampaikan kepada orang-orang kafir, bahwa Allah lah yang memberi manusia pendengaran, penglihatan serta memberi hati dan perasaan. Bagaimanakah seandainya Allah mengambil semua yang telah diberikan-Nya itu dari mereka. Dapatkah mereka meminta kepada tuhan-tuhan mereka atau sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah untuk mengembalikannya?.

Dengan ayat ini Allah swt membuktikan bahwa berhala-berhala, sembahan sembahan dan tuhan-tuhan selain Allah yang disembah orang-orang musyrik tidak mempunyai kekuasaan dan kesanggupan sedikitpun untuk memenuhi atau menolak permintaan orang-orang yang menyembahnya. Patung-patung dan berhala-berhala itu adalah benda-benda mati yang dibuat manusia untuk dijadikan sembahan. Yang dapat memperkenankan seruan, menolong dan melindungi mereka hanyalah Allah Yang Maha Kuasa, tidak ada yang lain. Kenapa mereka masih meminta, memuja dan minta pertolongan kepada berhala-berhala itu?

Demikianlah Allah swt mengemukakan segala macam bukti dan keterangan kepada orang-orang musyrik, yaitu dengan menjadikan sembahan-sembahan dan berhala-berhala yang mereka sembah dan mereka kenal itu sebagai dalil dan keterangan bagi kesesatan mereka tetapi mereka tetap ingkar dan tidak beriman.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Katakanlah) kepada penduduk Mekah ("Terangkanlah kepadaku) beritakanlah kepadaku (jika Allah mencabut pendengaranmu) membuatmu menjadi tuli (dan penglihatanmu) membutakanmu (serta mengunci) menutup (hatimu) sehingga kamu tidak dapat mengenal sesuatu (Siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?") apa-apa yang telah Dia cabut darimu sesuai dengan dugaanmu (Perhatikanlah bagaimana Kami memperlihatkan) menjelaskan (tanda-tanda kebesaran Kami) bukti-bukti yang menunjukkan kepada keesaan Kami (kemudian mereka masih tetap berpaling) tetap berpaling dari-Nya dan tidak mau beriman.
««•»»
Say, to the people of Mecca: ‘Have you considered, inform me, if God were to seize your hearing, [if] He were to make you deaf, and your sight, [if] He were to make you blind, and set, stamp, a seal upon your hearts, so that you no longer knew anything, who is the god other than God to give it back to you?’, that which He took away from you, as you [are wont to] claim? See how We dispense, [how] We make clear, the signs, the proofs of Our Oneness! Yet thereafter they are turning away, they reject them and do not believe.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 45]•[AYAT 47]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
46of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=46&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:46

[006] Al An'am Ayat 044



««•»»
Surah Al An'aam 44

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
««•»»
falammaa nasuu maa dzukkiruu bihi fatahnaa 'alayhim abwaaba kulli syay-in hattaa idzaa farihuu bimaa uutuu akhadznaahum baghtatan fa-idzaa hum mublisuuna
««•»»
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.
««•»»
So when they forgot what they had been admonished of, We opened for them the gates of all [good] things. When they rejoiced in what they were given, We seized them suddenly, whereat, behold, they were despondent.
««•»»

Manakala orang-orang yang sesat hatinya dan telah dipalingkan setan itu melupakan peringatan-peringatan dan ancaman-ancaman Allah dan keingkaran mereka bertambah, maka Allah swt menguji mereka dengan, mendatangkan kebaikan, menambah rezeki, menyehatkan jasmani mereka, menjaga keamanan diri mereka dan membukakan pintu-pintu kesenangan, sehingga mereka lupa bahwa nikmat yang mereka terima dan rasakan itu datang dari Allah tetapi adalah semata-mata karena hasil usaha mereka sendiri, karena itu mereka bertambah sombong dan takabur, tidak bersyukur kepada Allah, bahkan nikmat itu mereka jadikan sebagai alat untuk menambah kekuasaan dan kekasaran mereka.

Bila orang-orang yang ingkar itu telah bergembira dan bersenang hati dengan nikmat yang telah diberikan Allah itu dan beranggapan bahwa yang mereka peroleh itu benar-benar merupakan hak mereka, maka Allah swt menimpakan azab kepada mereka dengan tiba-tiba, sehingga mereka berduka cita dan putus asa dari rahmat Allah.

Bersabda Rasulullah saw:
إذا رأيت الله يعطي العبد من الدنيا على معاصية ما يحب فإنما هو استدراج
Apabila kamu melihat Allah memberikan kepada seseorang hamba kenikmatan dunia yang disukainya atas perbuatan maksiatnya. maka itu adalah suatu permulaan azab yang diberikan secara berangsur-angsur. (Kemudian Rasulullah membaca ayat ini).
(HR Ahmad Az Zuhri)

Dari ayat ini dipahami bahwa cobaan Allah kepada manusia itu ada yang berupa kesenangan dan penderitaan dan ada pula yang berupa kesenangan dan kemewahan. Orang yang beriman dan diberi cobaan kesengsaraan dan penderitaan biasanya mereka sabar dan tabah serta mendekatkan diri kepada Allah dan mohon pertolongan kepada-Nya. Bila mereka diberi cobaan kemewahan dan kesenangan, mereka bersyukur kepada Allah, ingat akan hak-hak orang fakir dan miskin yang ada di sekelilingnya dan menafkahkan sebagian dari harta mereka di jalan Allah. Mereka yakin bahwa kesenangan dan kemewahan yang sebenarnya dan yang kekal ialah di akhirat nanti.

Sebaliknya, bila orang-orang yang ingkar diberi cobaan kesengsaraan dan penderitaan, mereka putus asa dan bertambah ingkar kepada Allah. Bila mereka diberi kesenangan dan kemewahan, mereka mengatakan bahwa semua yang mereka dapat itu adalah mereka peroleh dari hasil usaha mereka sendiri, tanpa pertolongan seseorangpun.

Ayat ini mengisyaratkan bahwa manusia itu pada umumnya banyak yang tabah dan sabar bila diberi cobaan penderitaan dan kesengsaraan tetapi banyak yang lupa diri dan bertambah ingkar bila diberi cobaan kesenangan dan kemewahan.

Ayat ini merupakan peringatan dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman, bahwa segala macam yang didatangkan Allah swt. kepada mereka, baik berupa malapetaka dan penderitaan ataupun yang berupa kesenangan dan kemewahan, semua itu adalah cobaan bagi mereka, agar iman mereka bertambah kuat. Karena itu mereka harus tabah dan sabar menghadapinya.

Rasulullah saw. bersabda
عجبا لامر المؤمن إن أمره كله خير وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن إن أصابته سراء شكر فكان خير له وان أصابته ضراء صبر فكان خيرا له
Keadaan orang-orang yang beriman itu benar-benar aneh. Sesungguhnya semua keadaan yang menimpanya adalah baik baginya, tiadalah yang demikian itu terdapat pada seseorangpun. kecuali bagi orang-orang yang beriman. Jika kegembiraan menimpanya ia bersyukur, maka itu adalah baik baginya. Jika kesukaran menimpanya ia bersabar, maka yang demikian adalah baik baginya pula.
(HR Muslim dari Suhaib)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka tatkala mereka melupakan) mereka mengabaikan (peringatan yang telah diberikan kepada mereka) nasihat dan ancaman yang telah diberikan kepada mereka (melaluinya) yaitu dalam bentuk kesengsaraan dan penderitaan, mereka tetap tidak mau mengambil pelajaran dan nasihat darinya (Kami bukakan) dengan dibaca takhfif dan tasydid (kepada mereka semua pintu-pintu) yakni kesenangan-kesenangan sebagai istidraj untuk mereka (sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka) gembira yang diwarnai rasa sombong (Kami siksa mereka) dengan azab (dengan tiba-tiba) secara sekonyong-konyong (maka ketika itu mereka terdiam berputus-asa) mereka merasa berputus asa dari segala kebaikan.
««•»»
So, when they forgot, [when] they neglected, that whereof they were reminded, that with which they were admonished and threatened, in the way of misery and hardship; and they did not heed the admonition, We opened (read fatahnā or fattahnā) to them the gates of all things, in the way of graces, in order to draw them on by degrees, until, when they rejoiced in what they were given, a wanton rejoicing, We seized them suddenly, with chastisement, and lo! they were confounded, despairing of anything good.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 43]•[AYAT 45]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
44of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=44&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:44

[006] Al An'am Ayat 045



««•»»
Surah Al An'aam 45

فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
««•»»
faquthi'a daabiru alqawmi alladziina zhalamuu waalhamdu lillaahi rabbi al'aalamiina
««•»»
Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
««•»»
Thus the wrongdoing lot were rooted out, and all praise belongs to Allah, the Lord of all the worlds.
««•»»

Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang ingkar dan mendustakan Rasul-rasul ini binasa karena diri mereka sendiri, tidak seorangpun yang luput dari azab ini. Segala puji bagi Allah yang telah menghancurkan orang-orang yang zalim itu dan yang telah melimpahkan nikmat dan karunia kepada orang-orang yang beriman.

Ayat ini menganjurkan kaum muslimin agar mengucapkan hamdalah "Alhamdu lillihi rabbil ilamin" (segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam), setiap mendapat nikmat, rahmat dan pertolongan Allah.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka orang-orang yang lalim itu dimusnahkan) sampai ke akar-akarnya sehingga habis tanpa bekas (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam) yang menolong rasul-rasul dan membinasakan orang-orang kafir.
««•»»
So the last remnant of the people who did evil was cut off, by having them annihilated. Praise be to God, Lord of the Worlds, for giving victory to the messengers and destroying the disbelievers.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 44]•[AYAT 46]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
45of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=45&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:45

[006] Al An'am Ayat 043



««•»»
Surah Al An'aam 43

فَلَوْلَا إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَكِنْ قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
««•»»
falawlaa idz jaa-ahum ba/sunaa tadharra'uu walaakin qasat quluubuhum wazayyana lahumu alsysyaythaanu maa kaanuu ya'maluuna
««•»»
Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.
««•»»
Why did they not entreat when Our punishment overtook them! But their hearts had hardened, and Satan had made to seem decorous to them what they had been doing.
««•»»

Sebenarnya yang paling baik bagi umat-umat yang dahulu itu ialah mengikuti seruan para rasul yang diutus Allah kepada mereka, tunduk dan patuh kepada Allah swt di kala datang azab, malapetaka atau penderitaan yang ditimpakan itu, agar Allah mengampuni dosa-dosa mereka serta memberikan nikmat dan rahmat kepada mereka.

Akan tetapi hati mereka telah sesat dan terkunci mati, tidak dapat lagi menerima peringatan dan pelajaran apapun yang disampaikan kepada mereka. Dalam pada itu setan menanamkan ke dalam hati dan pikiran mereka rasa senang dan gembira mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa dan syirik, serta mendorong mereka agar selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka mengapa tidak) kenapa tidak (tatkala datang siksaan Kami kepada mereka) azab Kami (memohon kepada Allah dengan menundukkan diri) artinya mereka tidak mau melakukan hal itu, padahal yang mengharuskan mereka berbuat demikian sudah ada (bahkan hati mereka telah menjadi keras) oleh karenanya tidak mau tunduk kepada keimanan (dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan) yaitu perbuatan-perbuatan maksiat sehingga mereka terus menetapinya.
««•»»
If only, when Our might, Our punishment, came upon them, they had been humble, in other words, they were not so, even though the necessitating factor was there. But their hearts were hard, and would not yield to faith, and Satan adorned for them what they were doing, in the way of disobedient acts, and so they persisted in them.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 42]•[AYAT 44]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
43of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=43&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:43

[006] Al An'am Ayat 042


««•»»
Surah Al An'aam 42

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ
««•»»
walaqad arsalnaa ilaa umamin min qablika fa-akhadznaahum bialba/saa-i waaldhdharraa-i la'allahum yatadharra'uuna
««•»»
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.
««•»»
We have certainly sent [apostles] to nations before you, then We seized them with stress and distress so that they might entreat [Us].
««•»»

Allah swt menegaskan dalam ayat ini bahwa sebenarnya Dia telah mengutus rasul-rasul kepada umat-umat yang dahulu, yang menyeru manusia memeluk agama tauhid dan hanya menyembah Allah semata. Para Rasul telah menyambut kabar gembira dan peringatan Allah tetapi kebanyakan orang kafir mengingkari. Karena itu Allah swt menimpakan kepada mereka kesengsaraan, malapetaka dan permusuhan di antara mereka, agar cobaan-cobaan itu menjadi pelajaran bagi mereka, sehingga mereka bertobat dan mengikuti seruan Rasul-rasul.

Telah menjadi tabiat kebanyakan manusia, jika mereka ditimpa bahaya, kesengsaraan, maka ingat kepada Allah dan mohon pertolongan kepada-Nya. Karena dengan cobaan-cobaan itu perasaan mereka bertambah halus, budi pekertinya bertambah baik, jiwanya terlatih sehingga dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, timbul ma cinta dan kasih sayang sesama manusia, ingat kepada Yang Maha Kuasa dan Maha Penolong yang sebenarnya. Tetapi banyak pula di antara manusia yang tidak mempan lagi baginya segala macam cobaan penderitaan yang diberikan kepadanya, bahkan cobaan itu menambah, keingkarannya termasuk di antara mereka umat-umat yang pernah hidup di masa Nabi.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada umat-umat) min sebagai tambahan yang tidak mempunyai arti (sebelum kamu) rasul-rasul, akan tetapi mereka mendustakannya (kemudian Kami siksa mereka dengan kesengsaraan) kemelaratan yang sangat (dan penderitaan) penyakit (supaya mereka tunduk merendahkan diri) merasa rendah diri lalu mereka mau beriman.
««•»»
Indeed We sent to communities before you (min qablika: min is extra), messengers, but they denied them, and We seized them with misery, abject poverty, and hardship, illness, so that they might be humble, abased, that they might believe.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 41]•[AYAT 43]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
42of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=42&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:42

[006] Al An'am Ayat 041

««•»»
Surah Al An'aam 41

بَل إِيّاهُ تَدعونَ فَيَكشِفُ ما تَدعونَ إِلَيهِ إِن شاءَ وَتَنسَونَ ما تُشرِكونَ
««•»»
bal iyyaahu tad'uuna fayaksyifu maa tad'uuna ilayhi in syaa-a watansawna maa tusyrikuuna
««•»»
(Tidak), tetapi hanya Dialah yang kamu seru, maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdo'a kepadaNya, jika Dia menghendaki, dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah).
««•»»
Rather, Him you will supplicate, and He will remove that for which you supplicated Him, if He wishes, and you will forget what you ascribe [to Him] as [His] partners.’
««•»»

Ayat ini mengingatkan orang-orang kafir tentang sikap dan keadaan mereka di saat menerima cobaan berat dari Allah, mereka kembali kepada fitrahnya, ingat dan menyeru Allah Yang Maha Esa, memohon pertolongan-Nya agar dihindarkan dari cobaan-cobaan yang berat yang sedang mereka alami itu. Tetapi apabila cobaan berat itu telah terhindar dari mereka, mereka kembali mempersekutukan Allah. Oleh karena itu Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar menanyakan kepada orang-orang musyrik yang mendustakan ayat-ayat Allah dan mempersekutukan-Nya itu, "Terangkanlah kepadaku hai orang-orang musyrik, jika datang kepadamu. azab Allah seperti yang pernah menimpa umat-umat yang dahulu, seperti serangan angin kencang, banjir besar, petir yang menyambar dari langit dan sebagainya, apakah kamu sekalian akan meminta pertolongan dan perlindungan kepada berhala-berhala dan sembahan-sembahan itu juga yang kamu katakan bahwa mereka dapat menolong dan melindungimu?"

Pertanyaan itu dijawab oleh Allah, yaitu, "Tidak! Tetapi hanya Dialah yang kamu seru". Maksudnya, "Hai orang-orang musyrik, penyembah-penyembah berhala, jika kamu ditimpa azab, seperti yang pernah menimpa orang-orang dahulu, maka kamu tidak akan meminta pertolongan dan perlindungan kepada selain Allah untuk menghindarkan kamu dari azab itu".

Dengan pertanyaan dan jawaban di atas, seakan-akan Allah swt. melukiskan watak orang musyrik pada khususnya dan watak manusia pada umumnya yaitu manusia dalam keadaan senang tidak ingat kepada Allah swt. tetapi bila dalam keadaan kesulitan dan kesukaran mereka ingat dan menyembah Allah.

Allah swt. Berfirman:
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan Allah.
(QS Al Ankabut [31]:65)

Dan firman Allah
وَإِذَا غَشِيَهُمْ مَوْجٌ كَالظُّلَلِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ فَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ كَفُورٍ
Dan apabila mereka dilamun ombak yang (besar) seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.
(QS Luqman [31]:32)

Fitrah manusia yang sebenarnya ialah percaya kepada Allah Yang Maha Esa, Penguasa dan Pemilik semesta alam. Fitrah ini pada seseorang dapat berkembang dan tumbuh dengan subur dan dapat pula tertutup perkembangan dan pertumbuhannya oleh pengaruh lingkungan dan sebagainya.

Rasulullah saw bersabda:
ما من مولود إلا يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه
Tidak seorangpun dari anak yang dilahirkan kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah (mentauhidkan Allah), maka dua orang ibu-bapaknya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi
(HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

di samping pengaruh orang tua dan pengaruh lingkungan, maka pengaruh hawa nafsu dan keinginanpun dapat mempengaruhi atau menutup fitrah manusia itu. Karena itu manusia di masa senang, tidak ingat kepada Allah. Tetapi bila ditimpa kesengsaraan mereka ingat kepada Allah swt.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Bahkan hanya kepada-Nyalah) tidak ada lain (kamu berseru) memohon pertolongan-Nya di masa kalian tertimpa kesulitan (maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya) Ia akan menyingkirkan mara bahaya dari dirimu dan juga lain-lainnya (jika Dia menghendaki) niscaya Ia melenyapkannya (dan kamu melupakan) kamu meninggalkan (apa-apa yang kamu sekutukan) dengan Allah yaitu berupa sesembahan-sesembahan lain-Nya, maka dari itu janganlah kamu berseru kepadanya.
««•»»
May; upon Him, and upon none other, you will call, in [times of] tribulation, and He will remove that which you call upon Him, to remove from you, such things as suffering, if He wills, to remove it, and you will forget, you will neglect, what you associate with Him, of idols and will not call them.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 40]•[AYAT 42]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
41of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=41&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:41

[006] Al An'am Ayat 040



««•»»
Surah Al An'aam 40

قُل أَرَأَيتَكُم إِن أَتاكُم عَذابُ اللَّهِ أَو أَتَتكُمُ السّاعَةُ أَغَيرَ اللَّهِ تَدعونَ إِن كُنتُم صادِقينَ
««•»»
qul ara-aytakum in ataakum 'adzaabu allaahi aw atatkumu alssaa'atu aghayra allaahi tad'uuna in kuntum shaadiqiina
««•»»
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang kepadamu hari kiamat, apakah kamu menyeru (tuhan) selain Allah; jika kamu orang-orang yang benar!"
««•»»
Say, ‘Tell me, should Allah’s punishment overtake you, or should the Hour overtake you, will you supplicate anyone other than Allah, should you be truthful?
««•»»

Ayat ini mengingatkan orang-orang kafir tentang sikap dan keadaan mereka di saat menerima cobaan berat dari Allah, mereka kembali kepada fitrahnya, ingat dan menyeru Allah Yang Maha Esa, memohon pertolongan-Nya agar dihindarkan dari cobaan-cobaan yang berat yang sedang mereka alami itu. Tetapi apabila cobaan berat itu telah terhindar dari mereka, mereka kembali mempersekutukan Allah. Oleh karena itu Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar menanyakan kepada orang-orang musyrik yang mendustakan ayat-ayat Allah dan mempersekutukan-Nya itu, "Terangkanlah kepadaku hai orang-orang musyrik, jika datang kepadamu. azab Allah seperti yang pernah menimpa umat-umat yang dahulu, seperti serangan angin kencang, banjir besar, petir yang menyambar dari langit dan sebagainya, apakah kamu sekalian akan meminta pertolongan dan perlindungan kepada berhala-berhala dan sembahan-sembahan itu juga yang kamu katakan bahwa mereka dapat menolong dan melindungimu?"

Pertanyaan itu dijawab oleh Allah, yaitu, "Tidak! Tetapi hanya Dialah yang kamu seru". Maksudnya, "Hai orang-orang musyrik, penyembah-penyembah berhala, jika kamu ditimpa azab, seperti yang pernah menimpa orang-orang dahulu, maka kamu tidak akan meminta pertolongan dan perlindungan kepada selain Allah untuk menghindarkan kamu dari azab itu".

Dengan pertanyaan dan jawaban di atas, seakan-akan Allah swt. melukiskan watak orang musyrik pada khususnya dan watak manusia pada umumnya yaitu manusia dalam keadaan senang tidak ingat kepada Allah swt. tetapi bila dalam keadaan kesulitan dan kesukaran mereka ingat dan menyembah Allah.

Allah swt. Berfirman:
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan Allah.
(QS Al Ankabut [31]:65)

Dan firman Allah
وَإِذَا غَشِيَهُمْ مَوْجٌ كَالظُّلَلِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ فَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ كَفُورٍ
Dan apabila mereka dilamun ombak yang (besar) seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.
(QS Luqman [31]:32)

Fitrah manusia yang sebenarnya ialah percaya kepada Allah Yang Maha Esa, Penguasa dan Pemilik semesta alam. Fitrah ini pada seseorang dapat berkembang dan tumbuh dengan subur dan dapat pula tertutup perkembangan dan pertumbuhannya oleh pengaruh lingkungan dan sebagainya.

Rasulullah saw bersabda:
ما من مولود إلا يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه
Tidak seorangpun dari anak yang dilahirkan kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah (mentauhidkan Allah), maka dua orang ibu-bapaknya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi
(HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

di samping pengaruh orang tua dan pengaruh lingkungan, maka pengaruh hawa nafsu dan keinginanpun dapat mempengaruhi atau menutup fitrah manusia itu. Karena itu manusia di masa senang, tidak ingat kepada Allah. Tetapi bila ditimpa kesengsaraan mereka ingat kepada Allah swt.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Katakanlah) hai Muhammad kepada penduduk Mekah ("Terangkanlah kepadaku) beritakanlah kepadaku (jika datang siksaan Allah kepadamu) di dunia ini (atau datang kepadamu hari kiamat) yaitu kiamat yang mencakup semuanya secara tiba-tiba (apakah kamu menyeru tuhan selain Allah) tidak (jika kamu orang-orang yang benar.") bahwa berhala-berhala itu dapat memberi manfaat kepadamu, maka serulah mereka.
««•»»
Say, O Muhammad (s), to the Meccans: ‘Do you see yourselves, [that is] inform me, if God’s chastisement comes upon you, in this world, or the Hour, the Resurrection, which includes this [chastisement], comes upon you, suddenly, will ye call upon any other than God? No! If you speak truly!’, that the idols can benefit you, then call upon them.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 39]•[AYAT 41]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
40of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=40&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:40

[006] Al An'am Ayat 039



««•»»
Surah Al An'aam 39

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا صُمٌّ وَبُكْمٌ فِي الظُّلُمَاتِ مَنْ يَشَأِ اللَّهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَشَأْ يَجْعَلْهُ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
««•»»
waalladziina kadzdzabuu bi-aayaatinaa shummun wabukmun fii alzhzhulumaati man yasya-i allaahu yudhlilhu waman yasya/ yaj'alhu 'alaa shiraathin mustaqiimin
««•»»
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya  473 . Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus.{ 473  Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat.
««•»»
Those who deny Our signs are deaf and dumb, in a manifold darkness. Allah leads astray whomever He wishes, and whomever He wishes He puts him on a straight path.
««•»»

Orang-orang kafir yang mendustakan ayat-ayat Allah yang telah diturunkan kepada rasul-rasul-Nya dan membuktikan kekuasaan dan keesaan Allah, kebenaran risalah yang dibawa Nabi Muhammad saw. mereka itu seperti orang pekak, tidak mendengarkan seruan kepada kebenaran, tidak mengacuhkan petunjuk-petunjuk kepada jalan yang benar. Mereka itu juga seperti orang bisu karena tidak membicarakan dan menyampaikan yang hak yang telah mereka ketahui dan mereka telah tenggelam dalam kegelapan yaitu kegelapan kepercayaan menyembah berhala, kegelapan taklid kepada nenek moyang mereka dan kegelapan kebodohan. Mereka akan dimasukkan Allah ke neraka Jahanam.

Allah swt. berfirman
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi) neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai hati (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah), mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
(QS Al A'raaf [7]:179)

Orang-orang yang dikehendaki Allah kesesatannya, maka Allah membiarkan mereka menempuh jalan yang sesat karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk-Nya. Orang-orang yang dikehendaki Allah untuk mendapat taufik, maka Dia menjadikan mereka pengikut jalan yang lurus, jalan kebenaran karena mereka memperhatikan dan memahami ayat-ayat Allah kemudian mereka amalkan sesuai dengan sunatullah yang berlaku di alam ini.

Allah swt berfirman
يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
(QS Al Maidah [5]:16)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami) Alquran (adalah pekak) tidak dapat mendengarkannya dengan pendengaran yang meresap ke dalam hati lalu menerimanya (bisu) tidak dapat mengucapkan perkara yang hak (lagi berada dalam gelap-gulita) yakni kekafiran. (Siapa yang dikehendaki Allah) ia tersesat (niscaya disesatkan-Nya. Dan siapa yang dikehendaki-Nya) mendapat petunjuk (niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan) titian (yang lurus) yakni agama Islam.
««•»»
And those who deny Our signs, the Qur’ān, are deaf, to hearing them in such a way so as to accept [them], and dumb, [unable] to utter truth, in darkness, in unbelief. He whom God wills, to send astray, He sends astray, and whom He wills, to guide, He sets him on a straight path, [a straight] road, the religion of Islam.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 38]•[AYAT 40]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
39of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=39&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:39

[006] Al An'am Ayat 038



««•»»
Surah Al An'aam 38

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
««•»»
wamaa min daabbatin fii al-ardhi walaa thaa-irin yathiiru bijanaahayhi illaa umamun amtsaalukum maa farrathnaa fii alkitaabi min syay-in tsumma ilaa rabbihim yuhsyaruuna
««•»»
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab {472}, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.
{472} Sebahagian mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa nasib semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. dan ada pula yang menafsirkannya dengan Al-Quran dengan arti: dalam Al-Quran itu telah ada pokok-pokok agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada umumnya.
««•»»
There is no animal on land, nor a bird that flies with its wings, but they are communities like yourselves. We have not omitted anything from the Book. Then they will be mustered toward their Lord.
««•»»

Allah swt menyatakan bahwa Dia menguasai segala sesuatu, ilmu-Nya meliputi seluruh makhluk yang ada, Dialah yang mengatur alam semesta. Semua yang melata di permukaan bumi, semua yang terbang di udara, semua yang hidup di lautan, sejak dari yang kecil sampai yang besar, sejak dari yang nampak sampai kepada yang tidak nampak, hanya Dialah yang menciptakan, mengembangkan, mengatur dan memeliharanya.

Bukanlah jenis manusia saja makhluk Allah yang hidup di dunia ini, banyak lagi macam dan ragam makhluk-makhluk lain, bahkan masih banyak yang belum diketahui oleh manusia. Semuanya itu tunduk dan menghambakan diri kepada Allah swt. mengikuti perintah-perintah-Nya dan menghentikan larangan-larangan-Nya.

Binatang melata (dabbah) dalam ayat ini maksudnya ialah: segala makhluk yang diciptakan Allah swt, di bumi. Disebut "binatang melata di bumi" saja karena binatang melata di bumi itulah yang mudah dilihat dan diperhatikan oleh manusia.

Pada ayat yang lain Allah swt menyebutkan bahwa selain di bumi, juga di planet-planet yang lainpun terdapat makhluk hidup.

Allah swt berfirman:
وَمِنْ ءَايَاتِهِ خَلْقُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِنْ دَابَّةٍ وَهُوَ عَلَى جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَاءُ قَدِيرٌ
Dan di antara ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.
(QS Asy Syuura [42]:29)

Adanya makhluk-makhluk hidup yang disebutkan Allah planet-planet yang lain, sebagaimana yang disebutkan oleh ayat ini merupakan suatu pengetahuan yang diberikan Allah kepada manusia dan sebagai bahan pemikiran dan penyelidikan.

Ayat ini mendorong orang-orang yang beriman agar menyelidiki segala rupa kehidupan mahluk Allah yang ada di alam ini untuk memperkuat iman dan menambah ketaatan serta ketundukan kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Dengan ayat ini Allah swt. menyatakan bahwa di dalam Alquran itu telah ada pokok-pokok agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat dan kebahagiaan makhluk umumnya.

Menurut Ibnu Abbas yang dimaksud dengan "Al Kitab dalam ayat ini ialah "Ummul Kitab", yakni lohmahfuz. Karena maksud ayat ini menurut beliau ialah segala sesuatu telah dituliskan dalam Lohmahfuz. Menurut Ibnu Kasir tiada suatu makhlukpun yang dilupakan Allah memberi rezekinya,

sebagaimana firman Allah swt.
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi, melainkan Allah lah yang memberi rezekinya dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lohmahfuz).
(QS Huud [11]:6)

Semua makhluk yang diciptakan Allah itu akan lenyap atau mati dan kembali kepada pemiliknya, yaitu Allah swt, kemudian Dia akan membangkitkannya dan menghimpunnya untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan memberi siksaan terhadap perbuatan yang buruk.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan tiadalah) min sebagai tambahan (binatang-binatang) yang berjalan (di muka bumi dan burung-burung yang terbang) di udara (dengan kedua sayapnya melainkan umat-umat juga seperti kamu) dalam pengaturan penciptaannya, rezeki dan sepak terjangnya. (Tiadalah Kami alpakan) Kami tinggalkan (di dalam Alkitab) yakni Lohmahfuz (tentang) sebagai tambahan (sesuatu pun) artinya Kami tidak menulisnya (kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan) kemudian Tuhan memutuskan hukum-Nya di antara mereka. Ia mengkisas si kuat yang menganiaya di lemah setelah Ia berfirman kepada mereka semua, "Jadilah kamu semua sebagai tanah!"
««•»»
There is no (mā min: min is extra) animal, that crawls, on the earth and no bird that flies, through the air, with its wings, but they are communities like to you, in the way that its creation has been ordained, together with its sustenance and affairs. We have neglected nothing (min shay’: min is extra) in the Book, in the Preserved Tablet (al-lawh al-mahfūz), [nothing] that We have not written; then to their Lord they shall be gathered, and judgement shall be passed upon them, and the hornless sheep shall retaliate against the horned ram, and then it will be said to them [the animals], ‘Be dust’.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 37]•[AYAT 39]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
38of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=38&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:38

[006] Al An'am Ayat 037



««•»»
Surah Al An'aam 37

وَقَالُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِنْ رَبِّهِ قُلْ إِنَّ اللَّهَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنَزِّلَ آيَةً وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
««•»»
waqaaluu lawlaa nuzzila 'alayhi aayatun min rabbihi qul inna allaaha qaadirun 'alaa an yunazzila aayatan walaakinna aktsarahum laa ya'lamuuna
««•»»
Dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mu'jizat dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mu'jizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."
««•»»
They say, ‘Why has not a sign been sent down to him from his Lord?’ Say, ‘Allah is indeed able to send down a sign,’ but most of them do not know.
««•»»

Ayat ini menegaskan lagi tentang sikap orang-orang musyrik yang sangat ingkar kepada seruan Nabi Muhammad saw dan kepada ayat-ayat Allah. Mereka meminta agar diturunkan kepada mereka bukti-bukti dan keterangan-keterangan tentang kebenaran kenabian Muhammad saw. sebagaimana yang pernah diturunkan kepada Rasul-rasul dahulu. Mereka tidak merasa cukup dengan bukti-bukti dan keterangan-keterangan yang terdapat di dalam Alquran, pada hal bukti dan keterangan yang terdapat di dalam Alquran itu adalah yang paling tinggi nilainya bagi orang-orang yang mau menggunakan akal, pikiran dan mata hatinya.

Mereka tetap menuntut agar diturunkan bukti dan keterangan seperti telah diturunkan kepada umat-umat yang dahulu tetapi mereka tidak mau memikirkan dan mengambil pelajaran dari sunah Allah yang berlaku bagi orang-orang yang menerima bukti dan keterangan seperti itu serta akibat yang dialami oleh orang-orang dahulu, yaitu mereka dihancur leburkan di dunia dan di akhirat mendapat azab yang pedih, karena mereka tetap dalam keingkaran dan tidak memperhatikan bukti-bukti dan keterangan-keterangan itu.

Seakan-akan orang-orang musyrikin Mekah itu tidak mau tahu bagaimana kasih sayangnya Allah kepada mereka, yaitu Allah tidak menurunkan bukti dan keterangan seperti yang diturunkan kepada umat yang dahulu, agar mereka tidak dihancurkan di dunia ini, yang dengan demikian mereka mendapat kesempatan untuk bertobat dan berbuat baik tetapi mereka tidak man mensyukuri nikmat Allah yang telah diturunkan kepada mereka itu, malah tetap ingkar dan membangkang.

Sebenarnya Allah Kuasa menurunkan apa yang mereka minta tetapi Allah swt berbuat menurut kehendak-Nya, Dia hanya menurunkan bukti dan keterangan, Dia tidak menurunkan bukti dan keterangan berdasarkan permintaan dan hawa nafsu orang-orang musyrik, apa lagi bila permintaan itu adalah semata-mata untuk melemahkan dan menyulitkan Nabi.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan mereka berkata) yaitu orang-orang musyrik Mekah ("Mengapa tidak) kenapa tidak (diturunkan kepadanya, Muhammad, suatu mukjizat dari Tuhannya?") seperti mukjizat onta, tongkat dan hidangan. (Katakanlah) kepada mereka ("Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan) dengan dibaca tasydid dan takhfif (suatu mukjizat) seperti apa yang mereka minta (tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui") karena sesungguhnya dengan turunnya mukjizat itu berarti suatu musibah besar yang pasti menimpa mereka jika mereka masih tetap mengingkarinya.
««•»»
And they, the disbelievers of Mecca, say, ‘Why has a sign not been sent down to him from his Lord?’, [a sign] such as the she-camel [of the prophet Sālih] or the staff [of Moses] or the Table [of Jesus]. Say, to them: ‘Surely God has the power to send down (read yunazzil or yunzil) a sign, from among those they have requested, but most of them do not know’, that its sending down would be a trial for them, for if they then [still] denied it, they would necessarily be destroyed.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 36]•[AYAT 38]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
37of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=37&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:37