Rabu, 25 Februari 2015

[006] Al An'am Ayat 015

««•»»
Surah Al An'aam 15

قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
««•»»
qul innii akhaafu in 'ashaytu rabbii 'adzaaba yawmin 'azhiimin
««•»»
Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku."
««•»»
Say, ‘Indeed, should I disobey my Lord, I fear the punishment of a tremendous day.’
««•»»

Sesudah Allah menjelaskan pokok asas agama yang harus menjadi pegangan oleh seorang Rasul, maka dalam ayat ini Allah memerintahkan pula kepada Rasul-Nya agar menyatakan kepada kaum musyrikin bahwa jika sekiranya beliau melakukan kemaksiatan yakni melanggar perintah Allah atau menyimpang dari asas agama yang ditetapkan Allah, maka dia takut azab hari kiamat akan menimpanya, sebab pada hari itu Allah swt. akan berhadapan dengan hamba-hamba-Nya untuk menjatuhkan azab kepada mereka yang berdosa dan memberikan pahala kepada mereka yang beramal saleh. Pada hari yang dahsyat ini tidak seorangpun yang dapat menolong orang lain, karena kasih sayang atau persaudaraan.

Ayat ini menunjukkan sifat Rasulullah saw. bahwa beliau meskipun jauh dari kemungkinan melakukan maksiat, namun hati beliau tetap takut kepada Allah swt. dalam segala keadaan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Katakanlah, "Sesungguhnya aku takut jika aku mendurhakai Tuhanku) dengan menyembah selain-Nya (azab hari yang besar.") yaitu hari kiamat.
««•»»
Say: ‘Indeed I fear, if I should rebel against my Lord, by worshipping other than Him, the chastisement of a dreadful day’, namely, the Day of Resurrection.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 14]•[AYAT 16]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
15of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian 
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=15&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#6:15

[006] Al An'am Ayat 014

««•»»
Surah Al An'aam 14

قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلَا يُطْعَمُ قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَسْلَمَ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
««•»»
qul aghayra allaahi attakhidzu waliyyan faathiri alssamaawaati waal-ardhi wahuwa yuth'imu walaa yuth'amu qul innii umirtu an akuuna awwala man aslama walaa takuunanna mina almusyrikiina
««•»»
Katakanlah: "Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak memberi makan?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik."
««•»»
Say, ‘Shall I take for guardian [anyone] other than Allah, the originator of the heavens and the earth, who feeds and is not fed?’ Say, ‘I have been commanded to be the first of those who submit [to Allah],’ and never be one of the polytheists.
««•»»

Kemudian Allah dalam ayat ini memerintahkan lagi kepada Rasul-Nya agar bertanya kepada kaum musyrikin, "Apakah patut selain Allah aku jadikan pelindung yang memberikan pertolongan kepadaku sewaktu dalam kesulitan atau menolak bencana menimpaku?" Tentulah Rasul saw. tidak berbuat seperti halnya orang-orang musyrikin dan ahli-ahli kitab zaman dulu. Mereka itu menjadikan sembahan-sembahan dan pendeta-pendeta mereka, sebagai pelindung, yang menurut iktikad mereka dapat menolong dengan memberikan kebahagiaan mereka atau menolak kesengsaraan dari mereka.

Tiada pelindung atau penolong yang sebenarnya kecuali Allah yang menciptakan langit dan bumi. Allah mengemukakan sifat-Nya sebagai Pencipta untuk menegaskan penolakan pikiran yang menempatkan selain Allah sebagai penolong, sebab hanya Allah sajalah yang patut dimintai pertolongan dan tidak patut selain Dia dijadikan perantara yang dapat mempengaruhi kehendak Ilahi. Hanya kepada Pencipta langit dan bumi ini doa dan harapan ditujukan. Kehendak-Nya tak dapat dipengaruhi oleh siapapun juga. Dialah Tuhan Yang memberi rezeki, makan dan minum serta segala kemanfaatan kepada manusia. Sebaliknya Dia tidak memerlukan makan, minum dan rezeki, bahkan Dia suci dari segala kebutuhan akan makan, minum dan lain-lain sebagainya dan Dia tidak memerlukan orang lain.

Firman Allah swt.
مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ
Aku tidak menghendaki rezeki dari mereka sedikitpun dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan.
(QS Az Zariyat: 57)

Kemudian Rasul saw. disuruh pula berkata di hadapan orang kafir bahwa beliau diperintahkan Allah untuk menjadi orang yang pertama berserah diri kepada-Nya, menjunjung tinggi perintah-Nya, tidak akan memohon kepada selain Dia dan terus akan menegakkan agama di tengah-tengah umatnya. Rasul Muhammad saw. juga dilarang untuk menjadi orang musyrik yakni orang yang menganggap selain Allah swt. sebagai penolong atau perantara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Katakanlah) kepada mereka ("Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah) yang aku sembah (yang menjadikan langit dan bumi) Allah yang menciptakan keduanya (padahal Dia memberi makan) memberi rezeki (dan tidak diberi makan?") tidak memerlukan rezeki (Katakanlah, "Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama sekali menyerahkan diri) kepada Allah dari kalangan umat ini (dan) dikatakan kepadaku (jangan sekali-kali kamu termasuk golongan orang-orang yang musyrik") kepada-Nya.
««•»»
Say, to them: ‘Shall I take as a protector, to worship, other than God, the Originator of the heavens and the earth, the One Who has created them without any precedent, He Who feeds, Who gives sustenance, and is not fed?’, and is not given sustenance. Say: ‘I have been commanded to be the first to submit, to God, from among this community, and, it was said to me: “Do not be among those who associate others” ’, with Him.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 13]•[AYAT 15]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
14of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=14&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:14

Kamis, 19 Februari 2015

[006] Al An'am Ayat 013

««•»»
Surah Al An'aam 13

وَلَهُ مَا سَكَنَ فِي اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
««•»»
walahu maa sakana fii allayli waalnnahaari wahuwa alssamii'u al'aliimu
««•»»
Dan kepunyaan Allah-lah segala yang ada pada malam dan siang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
««•»»
To Him belongs whatever abides in the night and the day, and He is the All-hearing, the All-knowing.
««•»»

Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa alam dengan segala isinya menjadi milik-Nya dan juga segala yang terjadi di waktu malam dan di siang hari adalah kepunyaan Allah swt. Bagaimanapun kecilnya sesuatu benda yang menempati sudut manapun dalam ruang alam semesta ini, baik di waktu mana dia mulai menempati dan maupun di waktu mana dia meninggalkannya pastilah dia dalam kekuasaan Ilahi. Demikian pula tak mungkin dia bergerak dan dia di segala bidang dan waktu tanpa kodrat dan iradat Allah, sebab dia milik-Nya. Penguasaan atasnya mutlak pada Allah swt.

Kemudian Allah swt. menegaskan pula bahwa Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Jarak jangkauan pendengaran-Nya sangatlah jauh dan luas, meliputi ruang lingkup alam ini. Walaupun bunyi langkah seekor semut di atas batu yang licin di malam gelap gulita, pasti tak akan luput dari pendengaran dan pengetahuan-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan kepunyaan Allahlah) Maha Luhur Allah (segala yang ada) yang berada (di malam hari dan di siang hari) artinya Dialah Tuhan segala sesuatu, Penciptanya dan Pemiliknya (Dan Dia Maha Mendengar) terhadap apa yang dikatakan (lagi Maha Mengetahui) atas apa yang diperbuat.
««•»»
And to Him, exalted be He, belongs all that inhabits, resides [in], the night and the day, that is to say, everything — He is its Lord, its Creator and its Possessor; and He is the Hearer, of what is said, the Knower’, of what is done.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 12]•[AYAT 14]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
13of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=13&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:13

[006] Al An'am Ayat 012

««•»»
Surah Al An'am 12

قُلْ لِمَنْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلْ لِلَّهِ كَتَبَ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَا رَيْبَ فِيهِ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
««•»»
qul liman maa fii alssamaawaati waal-ardhi qul lillaahi kataba 'alaa nafsihi alrrahmata layajma'annakum ilaa yawmi alqiyaamati laa rayba fiihi alladziina khasiruu anfusahum fahum laa yu/minuuna
««•»»
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi." Katakanlah: "Kepunyaan Allah." Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang {462}. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman. {463}
{462} Maksudnya: Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat kepada mahluk-Nya.
{463} Maksudnya: orang-orang yang tidak menggunakan akal-fikirannya, tidak mau beriman.
««•»»
Say, ‘To whom belongs whatever is in the heavens and the earth?’ Say, ‘To Allah. He has made mercy incumbent upon Himself. He will surely gather you on the Day of Resurrection, in which there is no doubt. Those who have ruined their souls [Or ‘themselves.’] will not have faith.’
««•»»

Allah Subhanahu wa Ta'ala menyuruh Rasul-Nya, agar menanyakan kepada kaumnya yang ingkar itu, "Kepunyaan siapakah segala yang ada di langit dan di bumi ini?" Pertanyaan ini untuk mematahkan dasar pikiran syirik, karena bangsa Arab Jahiliah itu sebenarnya telah mengakui bahwa yang menciptakan langit dan bumi ini ialah "Allah"

Kemudian Allah memerintahkan Rasul Shalallaahu 'Alayhi Wasallam untuk menjawab sendiri pertanyaan itu dengan jawaban, "Kepunyaan Allah". Kaum musyrikin tentulah akan menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang serupa. Tidak ada jawaban lain bagi mereka. Mereka tidak akan memungkirinya dan mengelakkannya. Karena itu mereka tidak boleh menyandarkan sesuatu dari alam ini kepada orang lain selain kepada Allah. Hanyalah Allah sendiri Raja dan Pemilik alam raya ini dengan segala isinya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala yang diakui ada-Nya oleh orang musyrikin Yang menciptakan langit dan bumi dan Yang memiliki keduanya itu telah menyatakan tentang diri-Nya melalui Rasul-Nya bahwasanya sifat kasih sayang merupakan keharusan dari zat-Nya dan sifat kasih itu meliputi keseluruhan makhluk-Nya. Dia Maha Penyayang kepada seluruh hamba-hamba-Nya dengan melimpahkan bermacam-macam nikmat lahir dan batin kepada mereka. Jika mereka berbuat dosa, Dia tidak segera menjatuhkan azab kepada mereka, sebaliknya mereka diberi kesempatan untuk bertobat dan kembali ke jalan Allah. Perbuatan dosa yang mereka lakukan sehingga mengakibatkan murka Allah, bukanlah sebabnya dari Allah tetapi adalah merupakan akibat kesalahan manusia itu sendiri.

Bukankah karena kasih sayang Allah, manusia itu diciptakan di atas dasar fitrah kejadian yang sempurna? Kemudian mereka diberi petunjuk untuk mengenali dan mengesakan-Nya dengan jalan menunjukkan bukti-bukti yang ada pada manusia dan pada alam semesta ini, karena rahmat Allah diutus-Nya Rasul-rasul kepada mereka dengan membawa Kitab-kitab yang penuh dengan ajaran-ajaran yang menuju kepada rida-Nya dan ajaran yang mencegah mereka dari murka-Nya. Akan tetapi kemudian manusia itulah yang menodai ajaran yang baik itu dengan kejahatan-kejahatan. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan menghina para Rasul. Allah berfirman:

وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا هُمُ الظَّالِمِينَ
Tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
(QS Az Zukhruf: 76)

Karena rahmat Tuhan itu pulalah orang musyrikin Mekah tidak dibinasakan seperti umat-umat di masa yang silam.

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda.
إن الله لما خلق الخلق كتب كتابا عنده فوق العرش: رحمتي سبقت غضبي
Tatkala Allah selesai menciptakan makhluk ini, Allah menulis di dalam kitab-Nya (Lohmahfuz) yang ada di sisi-Nya di atas Arasy, "Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku"
(HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Dengan kasih sayang Allah itu pula, pasti Dia akan menghimpunkan manusia itu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan terhadapnya. Keadilan akan ditegakkan hari itu. Manusia dikumpulkan pada hari itu, tak seorangpun yang akan dialpakan. Adalah menjadi rahmat yang besar bagi hidup dan kehidupan manusia, bilamana dia yakin dan sadar akan kejadian hari berkumpul itu. Kesadaran ini menjadi pendorong baginya untuk membersihkan jiwanya dan meluhurkan budinya. Ketidakadilan yang terjadi dalam kehidupan duniawi, tentulah akan diperhitungkan oleh Allah dan diputuskan kembali dengan penuh keadilan pada hari kiamat itu.

Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan membiarkan saja pada pagi hari berkumpul itu orang yang merugikan dirinya yakni orang menodai fitrah kejadian dirinya yang bersih, merusak mentalnya yang sehat dan menghilangkan kesediaannya untuk menerima kerasulan Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam dan tidak mau mendengarkan wahyu, mereka memilih jalan kekafiran, karena mereka tidak beriman kepada hari akhirat.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Katakanlah, "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi?" Katakanlah, "Kepunyaan Allah.") jika mereka tidak mengatakannya dan tidak ada jawaban lain kecuali itu. (Dia telah memastikan) telah menetapkan (atas diri-Nya kasih sayang) sebagai kemurahan dari-Nya. Ungkapan ini mengandung seruan yang lembut untuk mengajak mereka agar beriman (Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat) untuk membalas kamu atas perbuatan-perbuatan kamu (tidak ada keraguan) kebimbangan (terhadapnya. Orang-orang yang merugikan dirinya) karena mereka menjerumuskan dirinya ke dalam siksaan. Alladziina adalah mubtada sedangkan khabarnya ialah (mereka itu tidak beriman)
««•»»
Say: ‘To whom belongs what is in the heavens and in the earth?’ Say: ‘To God, for even if they do not say this, there is no other response. He has prescribed, He has decreed, for Himself mercy, as a bounty from Him — this is a gentle summoning of them to the faith. He will surely gather you together on the Day of Resurrection of which there is no doubt, no uncertainty, in order to requite you for your deeds. Those who have forfeited their own souls (this is the subject) — by exposing them to the chastisement — they do not believe (this is the predicate).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 11]•[AYAT 13]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
12of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=12&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:12

[006] Al An'am Ayat 011

««•»»
Surah Al An'am 11

قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ ثُمَّ انْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
««•»»
qul siiruu fii al-ardhi tsumma unzhuruu kayfa kaana 'aaqibatu almukadzdzibiina
««•»»
Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu."
««•»»
Say, ‘Travel over the land, and then observe how was the fate of the deniers.’
««•»»

Sesudah menjelaskan kemusnahan kaum-kaum yang memusuhi rasul-rasul pada zaman dahulu, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam ayat ini menyuruh Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam untuk mengatakan kepada kaumnya agar mereka mengembara di atas bumi ini terutama sekali mendatangi negeri-negeri kaum-kaum yang telah binasa itu. Sebab dengan pengembaraan itu mereka akan dapat menyaksikan sendiri tempat-tempat yang bersejarah menjadi bahan renungan bagi mereka dan memikirkan mengapa bangsa-bangsa dahulu itu sampai binasa padahal mereka termasuk bangsa yang perkasa dan berkuasa. Sesudah itu hendaklah mereka melihat kepada diri mereka sendiri dan membandingkannya dengan umat-umat yang musnah itu.

Orang-orang kafir Mekah sebenarnya adalah pengembara karena pada umumnya mereka hidup sebagai pedagang antar daerah di semenanjung Arabia. Tetapi dalam pengembaraan sebagai pedagang, mereka tidak memperhatikan bekas-bekas peninggalan umat-umat yang musnah itu, seperti kaum Nuh dan Samud di Arabia Utara dan kaum Ad di Arabia Selatan. Betapa banyak generasi-generasi yang telah dibinasakan lalu diganti dengan generasi baru, sebagaimana diterangkan Allah dalam ayat enam surah ini. Kesemuanya itu hendaklah dijadikan bahan penyelidikan sejarah bangsa itu sendiri walaupun akan memakan waktu yang panjang, karena dari pengalaman sejarah bangsa-bangsa yang lampau banyak diperoleh pelajaran yang berguna bagi generasi mendatang.

Dengan turunnya ayat ini, hati Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam tambah terhibur, karena di dalamnya mengandung isyarat-isyarat lagi bahwa kaum musyrikin akan mengalami kekalahan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Katakanlah) kepada mereka ("Berjalanlah di muka bumi kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan.") rasul-rasul itu; yaitu kebinasaan mereka karena tertimpa azab supaya orang-orang yang memperolok-olokkanmu itu mengambil pelajaran darinya.
««•»»
Say, to them: ‘Travel in the land, and see the nature of the consequence for the deniers’, of the messengers, how they were destroyed through chastisement; perhaps they will take heed.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 10]•[AYAT 12]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
11of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=11&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:11

Sabtu, 14 Februari 2015

[006] Al An'am Ayat 010

««•»»
Surah Al An'aam 10
وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا مِنْهُمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
««•»»
walaqadi istuhzi-a birusulin min qablika fahaaqa bialladziina sakhiruu minhum maa kaanuu bihi yastahzi-uuna
««•»»
Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan (azab) olok-olokan mereka.
««•»»
Apostles were certainly derided before you. Then those who ridiculed them were besieged by what they used to deride.
««•»»

Sesudah Allah Subhanahu wa Ta'ala menerangkan kekacauan pikiran orang-orang kafir tentang kerasulan dan keadaan mereka yang terus menerus mengingkarinya, maka pada ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan bahwa sikap perlawanan mereka terhadap kerasulan Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam itu serupa halnya dengan perlawanan orang-orang kafir terhadap Rasul-rasul Allah pada zaman dahulu. Permusuhan dan penghinaan yang dialami Nabi Muhammad dialami pula oleh Rasul-rasul sebelum beliau.

Firman Allah:
يَاحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang Rasulpun kepada mereka, melainkan mereka selalu memperolok-olok kaumnya.
(QS Yasin [36]:30)

Penghinaan orang-orang kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam merupakan kelanjutan dari permusuhan terhadap Rasul-rasul sejak zaman dahulu, maka akibat yang mereka hadapi tentulah sama dengan akibat yang dihadapi oleh umat-umat musuh Rasul-rasul itu. Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa mereka yang mencemoohkan dan menghina rasul-rasul itu akan ditimpa azab, sebagai yang selalu mereka olok-olokkan bilamana Rasul-rasul itu mengingatkan kepada mereka jalan yang betul. Mereka dibinasakan dalam dunia dengan suatu bencana yang sangat mengerikan.

Ayat ini menerangkan kepada Nabi, sunah Allah yang berlaku bagi umat manusia di masa dahulu dengan Rasul-rasul-Nya dan juga ayat ini sebagai penghibur dan pelipur hati Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam karena penghinaan kaumnya kepadanya dan sebagai berita yang menggembirakan, yaitu berita kemenangan terakhir kelak bagi Nabi dan pengikut-pengikut beliau dan kekalahan kaumnya. Hanya saja kaum Nabi Muhammad tidak akan menerima azab seperti umat-umat yang lalu yakni kemusnahan sampai ke akar-akarnya. Azab yang dijatuhkan kepada mereka tidaklah mengakibatkan kemusnahan dan kehancuran karena Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam adalah "nabiyyurrahmah" nabi yang membawa rahmat kepada umat manusia.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu) ungkapan ini mengandung makna yang menghibur hati Nabi saw. (maka datanglah) turunlah (kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka sebagai akibat dari apa yang mereka perolok-olokkan) yang berupa azab; demikian pula siksaan itu akan menimpa orang-orang yang memperolok-olokkan kamu.
««•»»
And messengers were indeed mocked before you — this is meant as a consolation for the Prophet, (s) — but those who scoffed at them were encompassed by that which they mocked, namely, [by the] punishment [sent down on them]: those who mock you will be encompassed likewise.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 9]•[AYAT 11]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
10of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:10

Jumat, 13 Februari 2015

[006] Al An'am Ayat 009

««•»»
Surah Al An'aam 9

وَلَوْ جَعَلْنَاهُ مَلَكًا لَجَعَلْنَاهُ رَجُلًا وَلَلَبَسْنَا عَلَيْهِمْ مَا يَلْبِسُونَ
««•»»
walaw ja'alnaahu malakan laja'alnaahu rajulan walalabasnaa 'alayhim maa yalbisuuna
««•»»
Dan kalau Kami jadikan rasul itu malaikat, tentulah Kami jadikan dia seorang laki-laki dan (kalau Kami jadikan ia seorang laki- laki), tentulah Kami meragu-ragukan atas mereka apa yang mereka ragu-ragukan atas diri mereka sendiri {461}.
{461} Maksudnya: kalau Allah mengutus seorang Malaikat sebagai rasul, tentu Allah mengutusnya dalam bentuk seorang manusia, karena manusia tidak dapat melihat malaikat, dan tentu juga mereka akan berkata: ini bukan malaikat, hanya manusia seperti Kami juga, Jadi mereka akan tetap ragu-ragu.
««•»»
And had We made him[1] an angel, We would have surely made him a man, and We would have surely confounded them in regard to [the truth] that they confound.
[1] That is, the apostle.
««•»»

Dalam ayat ini Allah menjelaskan pandangan kaum musyrikin Mekah tentang kerasulan malaikat seperti tersebut dalam tafsir surah Al An'am ayat 8. Kalau Allah menjadikan Rasul-rasul dari golongan malaikat, seperti pendapat orang musyrikin Mekah itu, tentulah Allah akan menjadikan malaikat itu seperti manusia laki-laki dan mendengarkan ajaran-ajarannya. Tetapi bilamana malaikat yang menjadi Rasul (Nabi) itu berujud dalam bentuk manusia, maka tentulah mereka akan mengatakan dia itu manusia. Memang mereka itu tidak akan melihat lain kecuali bentuk rupa dengan sifat-sifat kemanusiaannya.

Pada saat itu timbullah kesangsian dan keragu-raguan lagi dalam jiwa mereka dan tentulah mereka akan mendustakan seperti halnya mereka mendustakan Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam
. Mereka menyatakan lagi pendapat mereka yaitu Rasul itu haruslah seorang malaikat. Demikianlah mereka berputar dalam suatu lingkaran keragu-raguan yang tak tentu ujung pangkalnya.

Kaum musyrikin Mekah ini adalah suatu contoh dari kebanyakan manusia yang terjerumus dalam kesulitan disebabkan kesalahan mereka dalam memilih pegangan hidup dan akhirnya mereka kebingungan mencari jalan keluar.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan kalau Kami jadikan rasul itu) yang diutus untuk mereka (seorang malaikat, tentulah Kami jadikan dia) artinya malaikat itu berupa (seorang laki-laki) artinya berbentuk seorang laki-laki supaya mereka bisa melihatnya, sebab manusia itu tidak akan kuat untuk melihat malaikat (dan) seandainya Kami menurunkannya lalu menjadikannya sebagai seorang laki-laki (niscaya akan Kami serupakan) Kami miripkan (atas mereka apa yang membuat mereka ragu) terhadap diri mereka, sebab mereka pasti mengatakan bahwa malaikat ini tidak lain kecuali seorang manusia seperti kamu.
««•»»
And had We appointed him, the one who is sent down to them, an angel, We would assuredly have made him, the angel, a man, that is, [We would have sent him] in the form of a man, so that they would be able to see him, since no human being is capable of seeing an angel; and, had We sent him down and made him a man, We would have assuredly confused, obscured, for them what they are confusing, for themselves, when they say, ‘This is but a mere mortal like the rest of you’.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 8]•[AYAT 10]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
9of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=9&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:9

[006] Al An'am Ayat 008

««•»»
Surah Al An'aam 8

وَقَالُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ مَلَكٌ وَلَوْ أَنْزَلْنَا مَلَكًا لَقُضِيَ الْأَمْرُ ثُمَّ لَا يُنْظَرُونَ
««•»»
waqaaluu lawlaa unzila 'alayhi malakun walaw anzalnaa malakan laqudhiya al-amru tsumma laa yunzharuuna
««•»»
Dan mereka berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) malaikat {459}?" dan kalau Kami turunkan (kepadanya) malaikat, tentulah selesai urusan itu {460}, kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikitpun).
{459} Maksudnya: untuk menerangkan bahwa Muhammad s.a.w. itu seorang Nabi.
{460} Maksudnya: kalau diturunkan kepada mereka malaikat, sedang mereka tidak juga beriman, tentulah mereka akan diazab Allah seketika, sehingga mereka binasa semuanya.
««•»»
And they say, ‘Why has not an angel been sent down to him?’ Were We to send down an angel, the matter would surely be decided, and then they would not be granted any respite.
««•»»

Kemudian Allah menerangkan lagi dalam ayat ini pikiran orang kafir Mekah tentang kerasulan. Mereka berpendapat semestinya ada seorang malaikat mendampingi Muhammad saw. yang turut memberi peringatan bersama dia dan memperkuat kerasulan beliau atau sama sekali Allah menurunkan Malaikat sebagai Rasul, bahkan mereka menghendaki dapat melihat Tuhan.

Di kalangan bangsa Arab terdapat kepercayaan tentang adanya hubungan antara Allah dengan makhluk-Nya. Menurut mereka, yang patut menjadi penghubung (Rasul) ini haruslah makhluk rohani (malaikat). Manusia, meskipun dia memiliki kesempurnaan rohani yang tinggi, seperti akal, akhlak dan adab yang mulia, namun tidak mungkin dia menjadi Rasul disebabkan dia masih bergaul dengan manusia dan terikat kepada kebutuhan jasmani, seperti makan minum dan berusaha. Aliran Kepercayaan seperti ini, bukanlah baru ada pada zaman Nabi Muhammad saw. bahkan sejak zaman Nabi Hud a.s.

Kaum musyrikin Mekah mempunyai dua pandangan mengenai kedudukan malaikat dalam kerasulan. Pandangan pertama ialah malaikat itu sendiri yang menjadi Rasul. Pandangan kedua ialah malaikat itu menyertai Nabi dan menjelaskan langsung kepada mereka bahwa Muhammad itu adalah Nabi. Pandangan mereka yang kedua ini, jika sekiranya tidak dikaitkan dengan kehadiran malaikat secara langsung di hadapan mereka, tidaklah menjadi perselisihan, sebab Nabi Muhammad saw. sudah menerangkan kepada mereka, bahwa beliau selalu didatangi malaikat. Tetapi mereka memandang diri mereka sederajat dengan Nabi saw. dalam sifat-sifat kemanusiaan. Oleh karena itu mereka berpendapat sanggup pula berhadapan dengan malaikat dan menerima pelajaran langsung dari malaikat. Di sinilah letak kekeliruan yang besar dari orang-orang kafir terhadap wahyu. Karena anggapan yang berlebihan terhadap diri sendiri, mereka menolak segala sesuatu yang tidak diperoleh mereka dengan langsung.

Terhadap pandangan mereka yang kedua, Allah menjelaskan dalam ayat ini hawa kalau Allah menghadirkan malaikat di hadapan mereka menurut wujud bentuknya yang asli, tentulah selesai urusan itu dengan kehancuran mereka dan mereka tidak akan diberi kesempatan lagi untuk menyatakan iman, bahkan azab segera akan menimpa mereka. Kehancuran mereka dapat disebabkan kedahsyatan rupa dari malaikat itu di saat malaikat itu menampakkan diri kepada mereka atau dapat pula mereka dimusnahkan oleh malaikat karena mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah swt.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan mereka berkata, "Mengapa tidak) kenapa tidak (diturunkan kepadanya) kepada Nabi Muhammad saw. (seorang malaikat?") yang membenarkannya (dan kalau Kami turunkan kepadanya seorang malaikat) sebagaimana yang telah mereka minta, niscaya mereka tidak akan beriman (tentu selesailah urusan itu) dengan binasanya mereka (kemudian mereka tidak ditangguhkan) tidak diberi kesempatan untuk bertobat atau minta ampunan, seperti yang telah dilakukan oleh Allah terhadap orang-orang sebelum mereka, yaitu di kala permintaan mereka dikabulkan, kemudian mereka tidak juga mau beriman.
««•»»
And they say, ‘Why has an angel not been sent down to him?’, to Muhammad (s), to confirm his truthfulness; yet had We sent down an angel, as they have requested and if they then did not believe, the matter, that they be destroyed, would have been decreed, and then they would not be given any respite, they would [not] be given any extra time for repentance or an excuse, as is God’s custom [in dealing] with those before them, destroying them when they disbelieve after their request is granted.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 7]•[AYAT 9]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
8of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:8

Kamis, 12 Februari 2015

[006] Al An'am Ayat 007


««•»»
Surah Al An'aam 7

وَلَوْ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتَابًا فِي قِرْطَاسٍ فَلَمَسُوهُ بِأَيْدِيهِمْ لَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ
««•»»
walaw nazzalnaa 'alayka kitaaban fii qirthaasin falamasuuhu bi-aydiihim laqaala alladziina kafaruu in haadzaa illaa sihrun mubiinun
««•»»
Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang kafir itu berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata."
««•»»
Had We sent down to you a Book on paper so they could touch it with their [own] hands, [still] the faithless would have said, ‘This is nothing but plain magic.’
««•»»

Dalam ayat ini Allah menjelaskan keragu-raguan orang-orang kafir yang ingkar terhadap kebenaran wahyu dan erasulan Muhammad saw. Nabi Muhammad saw. sesungguhnya sudah mengetahui berdasarkan keterangan-keterangan Allah swt. pada ayat-ayat yang lalu bahwa sebab-sebab mereka mendustakan agama ialah berpalingnya mereka dari ayat-ayat Alquran dan tertutupnya hati mereka untuk merenungkan dan memikirkan kejadian-kejadian dalam alam ini. Banyak bukti-bukti keesaan Allah nampak pada diri sendiri dan di atas bumi ini, baik ayat kauniah maupun ayat alamiah yang sangat jelas, tak ada yang kabur dan yang samar-samar. Namun demikian orang-orang musyrikin itu tetap dalam kekafiran.

Penjelasan-penjelasan Alquran terhadap bukti Keesaan Allah dalam alam ini tidak merubah pendirian mereka. Umpamanya wahyu itu diturunkan dari langit kepada Muhammad saw. tercetak di atas kertas dan mereka dapat menyaksikannya dengan mata kepala mereka, lalu ketika tiba di bumi mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang kafir itu masih akan berkata, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata".

Kata-keta demikian didorong oleh kesombongan di luar batas dan permusuhan yang mendalam. Mereka tetap memandang wahyu ilahi itu sebagai sihir dan merasa diri mereka kena sihir. Sihir ialah tanggapan indrawi terhadap sesuatu tidak menurut wujudnya yang sebenarnya. Umpamanya seutas tali nampak sebagai seekor ular.

Orang-orang kafir mengatakan Alquran yang tercetak di atas kertas yang turun dari langit itu (kalau misalnya hal ini benar-benar terjadi) sebagai sihir. Jadi mereka tetap tidak akan percaya, karena mereka merasa penglihatan demikian itu palsu, sebab tidak ada kenyataannya dan mereka merasa menjadi orang yang kena sihir.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan kalau Kami turunkan kepadamu sebuah kitab) yang tertulis (di atas kertas) yang tipis seperti apa yang mereka minta (lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka) lebih akurat daripada seandainya mereka hanya menyaksikan saja sebab cara ini jelas lebih menghapuskan rasa ragu (tentulah orang-orang kafir itu mengatakan, "Tiada) tidak lain (hal ini adalah sihir yang nyata.") sebagai ungkapan rasa ketidakpercayaan dan keingkaran mereka.
««•»»
And had We revealed to you a Scripture, inscribed, on parchment, as they requested, and had they then touched it with their hands — this is more powerful than saying, ‘had they seen it with their eyes’, since it [touch] is more effective in eliminating doubt; the disbelievers would have said, in disobedience and obduracy: ‘This is nothing but manifest sorcery’.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 6]•[AYAT 8]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
7of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:7

[006] Al An'am Ayat 006

««•»»
Surah Al An'aam 6

أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ مِدْرَارًا وَجَعَلْنَا الْأَنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْنًا آخَرِينَ
««•»»
alam yaraw kam ahlaknaa min qablihim min qarnin makkannaahum fii al-ardhi maa lam numakkin lakum wa-arsalnaa alssamaa-a 'alayhim midraaran waja'alnaa al-anhaara tajrii min tahtihim fa-ahlaknaahum bidzunuubihim wa-ansya/naa min ba'dihim qarnan aakhariina
««•»»
Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.
««•»»
Have they not regarded how many a generation We have destroyed before them whom We had granted power in the land in respects that We did not grant you, and We sent abundant rains for them from the sky and made streams run for them. Then We destroyed them for their sins, and brought forth another generation after them.
««•»»

Kemudian Allah swt. memperingatkan dalam ayat ini bukankah orang orang kafir itu sudah mengetahui berapa banyak generasi-generasi dari umat zaman dahulu yang telah dimusnahkan Allah seperti kaum Nuh, Ad, Samud dan lain-lain. Padahal mereka termasuk generasi-generasi umat yang telah diberi Allah kekuatan, keteguhan, kemerdekaan di bumi yang belum pernah diberikan Allah kepada orang Arab yang musyrik itu.

Bumi mereka senantiasa mendapat siraman air hujan yang deras menimbulkan kemakmuran dan kesuburan. Sungai-sungai mengalir di bawah kebun-kebun tanaman tanaman mereka, menambah indah dan makmur bumi mereka. Segala nikmat dan karunia Tuhan tersebut yang telah diberikan kepada umat dahulu itu tidaklah dapat menghalangi azab Allah disebabkan dosa yang mereka perbuat.

Dua macam dosa yang mereka lakukan yang mengakibatkan kebinasaan mereka. Pertama dosa menentang Rasul-rasul dan mengingkari ajaran-ajaran mereka serta memperolok-olokkannya. Kedua: dosa kafir nikmat yaitu mereka mempergunakan nikmat-nikmat itu ke jalan yang berlawanan dengan petunjuk Allah.
Banyak ayat Allah dalam Alquran yang menceritakan tentang sebab-sebab kehancuran mereka.

Seperti firman Allah swt:

وَمَا كُنَّا مُهْلِكِي الْقُرَى إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَالِمُونَ
Tidaklah pernah (pula) kami membinasakan kota-kota kecuali penduduknya dalam melakukan kelaliman.
(QS Al Qasas: 59).

Azab Tuhan yang dijatuhkan kepada umat yang ingkar ada dua macam pula.

Pertama: azab dengan membinasakan secara keseluruhan dengan menghapuskan mereka sampai ke akarnya. Kedua: azab dengan melenyapkan kemerdekaan dan kekuatan umat itu sehingga mereka menjadi umat yang hina.

Bila mereka sudah binasa, maka yang lain yang memiliki sifat-sifat yang baik, berlawanan dengan sifat-sifat umat yang binasa itu.

Ayat ini memperingatkan kaum musyrikin Mekah bahwa kekuatan dan kekuasaan mereka tidak dapat menghalangi hukuman Allah, seperti halnya bangsa-bangsa yang telah lalu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Apakah mereka tidak memperhatikan) dalam perjalanan-perjalanan mereka menuju ke negeri Syam dan negeri-negeri lainnya (berapa banyak) kalimat khabariah atau bukan kata tanya yang artinya betapa banyaknya (generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka) umat-umat yang terdahulu (padahal mereka telah Kami teguhkan) Kami berikan kedudukan (di muka bumi) melalui kekuatan dan kekuasaannya (yaitu keteguhan yang belum pernah Kami menganugerahkan) Kami berikan (kepadamu) dalam Lafal ini terkandung pengertian iltifat/peralihan dari orang ketiga ke orang kedua yang maksudnya ditujukan kepada orang ketiga (dan Kami curahkan) hujan (atas mereka dengan derasnya) tahap demi tahap (dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka) di bawah rumah-rumah tempat tinggal mereka (kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri) oleh sebab kedustaan mereka terhadap para nabi (dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.)
««•»»
Have they not seen, in their travels to Syria and to other places, how many, (kam is predicative [and not interrogative], meaning ‘many’) a generation, [how many] a community of past communities, We destroyed before them; We established them, We assigned them an [established] place, in the earth, through strength and abundance, as We have not established, [as] We have [not] assigned, you (there is a shift in the address here from third person [to second]); and how We unleashed the heaven, the rain, upon them in torrents, one torrent after another, and made the rivers to flow beneath them?, beneath their dwellings. Then We destroyed them because of their sins, because of their denial of the prophets; and We raised up after them another generation.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 5]•[AYAT 7]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
6of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=6&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:6

[006] Al An'am Ayat 005

««•»»
Surah Al An'aam 5

فَقَدْ كَذَّبُوا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ فَسَوْفَ يَأْتِيهِمْ أَنْبَاءُ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
««•»»
faqad kadzdzabuu bialhaqqi lammaa jaa-ahum fasawfa ya/tiihim anbaau maa kaanuu bihi yastahzi-uuna
««•»»
Sesungguhnya mereka telah mendustakan yang haq (Al-Quraan) tatkala sampai kepada mereka, maka kelak akan sampai kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan.
««•»»
They certainly denied the truth when it came to them, but soon there will come to them the news of what they have been deriding.
««•»»

Kemudian dalam ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa sebab orang-orang musyrikin itu selalu berpaling dari ayat-ayat Allah karena sebenarnya mereka telah mendustakan yang hak ketika yang hak tersebut datang kepada mereka. Tindakan mereka yang salah itu karena kejahatan dari mereka sendiri sebagai akibat mereka menutup jalan bagi diri mereka sendiri untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

Yang dimaksudkan dengan "yang hak" di sini ialah agama Allah yang dibawa Nabi Muhammad saw. yang mengandung kaidah-kaidah agama, hukum-hukum syariat, ibadah-ibadah, muamalah, hukum haram dan halal, akhlak dan lain sebagainya yang kesemuanya dijelaskan dalam Alquran, mereka mendustakan agama berarti mendustakan Alquran yang menjadi dasar agama ini. Jika kiranya mereka memahami Alquran dan merenungkannya tentulah mereka tidak akan mendustakan ajaran-ajaran agama itu.

Allah menegaskan kelak akan sampai kepada mereka kebenaran berita-berita besar yang selalu mereka perolok-olokan. Suatu ketika mereka akan mengalami penghinaan di dunia dan kebinasaan di akhirat akibat pendustaan mereka kepada agama itu. Sebaliknya mereka akan menyaksikan kemenangan Rasul kaum Muslimin. Ancaman-ancaman Allah kepada mereka, sebelumnya merupakan berita belaka. Oleh karena itu mereka memperolok-olokkannya, demikian pula janji Allah untuk kemenangan kaum Muslimin. Tetapi kemudian berita-berita itu terbukti yaitu dengan datangnya musim kering yang menimpa mereka dan hancurnya kaum musyrikin itu dalam perang Badar dan perang lain-lainnya dan kemenangan kaum Muslimin dengan penaklukan kota Mekah.

Dalam Alquran berulang kali diceritakan ejekan-ejekan orang musyrikin zaman dahulu terhadap para nabi dan agama Allah, melalui tiga tingkatan. Pertama mereka tidak memperdulikan ayat-ayat Allah swt. dan tanda-tanda alamiah serta tidak mau merenungkannya. Kedua: mereka mendustakannya. Sikap tingkatan kedua ini melebihi tingkatan pertama, karena orang-orang yang bersikap acuh tak acuh belum tentu mendustakan, kemungkinan lain dia alpa dan lalai. Ketiga: mereka memperolok-olokannya. Orang yang mendustakan belum tentu dia sampai kepada sikap memperolok-olokkan. Sikap memperolok-olokkan ini sudah mencapai puncak keingkaran. Orang-orang kafir itu telah melalui ketiga tingkatan tersebut

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya mereka telah mendustakan yang hak) yakni Alquran (tatkala sampai kepada mereka maka akan sampai kepada mereka berita-berita) akibat-akibat (yang selalu mereka perolok-olokkan.)
««•»»
They denied the truth, the Qur’ān, when it came to them, but there shall come to them the news, the consequences, of what they were mocking.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 4]•[AYAT 6]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
5of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:5

Selasa, 10 Februari 2015

[006] Al An'am Ayat 004

««•»»
Surah Al An'aam 4
وَمَا تَأْتِيهِمْ مِنْ آيَةٍ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِمْ إِلَّا كَانُوا عَنْهَا مُعْرِضِينَ
««•»»
wamaa ta/tiihim min aayatin min aayaati rabbihim illaa kaanuu 'anhaa mu'ridhiina
««•»»
Dan tidak ada suatu ayatpun dari ayat-ayat {458} Tuhan sampai kepada mereka, melainkan mereka selalu berpaling dari padanya (mendustakannya).
{458} Ayat di sini berarti mukjizat atau ayat Al-Quran atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam alam yang menunjukkan kekuasaan Allah.
««•»»
There did not come to them any sign from among the signs of their Lord, but that they used to disregard it.
««•»»

Dalam ayat ini Allah swt. menjelaskan sikap orang musyrikin yang sama sekali tidak dapat menanggapi dalil-dalil dan bukti-bukti kebenaran ayat ayat Alquran. Ayat-ayat yang menjelaskan bukti-bukti Keesaan Allah, hari berbangkit dan keluasan ilmu-Nya, tidak mereka renungkan. Bahkan mereka tidak pula berusaha mencari petunjuk dari tanda-tanda alamiah yang mereka saksikan di permukaan bumi ini ataupun di dalam diri mereka sendiri. Semua ayat-ayat Alquran yang menunjuk kepada ayat-ayat alamiah dan meneguhkan kenabian Muhammad saw. semuanya mereka tinggalkan dan dustakan. Mereka acuh tak acuh dan tidak mau merenungkan ayat-ayat alamiah padahal ayat-ayat itulah yang menunjukkan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang menguasai dan mengurusi alam semesta ini dan tidak ada Tuhan Yang disembah kecuali Dia.

Sekiranya mereka tidak berpaling dari ayat-ayat Allah karena keras kepala atau fanatik kepada pemimpin-pemimpin mereka, tentu tampaklah kebenaran bagi mereka dan tentu pula mereka tidak akan ragu-ragu serta tidak pula menentang ajaran Rasul saw.

Senada dengan ayat ini, Allah berfirman di awal surah Al Anbiya

مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنْ رَبِّهِمْ مُحْدَثٍ إِلَّا اسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَ(2)لَاهِيَةً قُلُوبُهُمْ
Tidak datang kepada mereka suatu ayat Alquran pun yang baru (diturunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya. sedang mereka bermain-main lagi hati mereka dalam keadaan lalai.
(QS Al Anbiya': 2-3)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan tidak ada yang sampai kepada mereka) artinya penduduk Mekah (berupa) huruf min adalah tambahan/zaidah (suatu ayat dari ayat-ayat Tuhan mereka) dari Alquran (melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.)
««•»»
Not a verse (min āya: min introduces a relative clause) of the verses of their Lord, in the Qur’ān, comes to them, that is, [to] the Meccans, but they turn away from it.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 3]•[AYAT 5]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
4of165
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=6&tAyahNo=4&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#6:4